Jakarta, 27 Rabi’ul Akhir 1437/5 Februari 2016 – Sebagai salah satu pasar non-tradisional Indonesia, Afrika Sub-Sahara menjanjikan peluang besar bagi berbagai produk dan jasa unggulan Indonesia.
Direktur Afrika Kementerian Luar Negeri, Drs. Lasro Simbolon, MA, menyebutkan, “Dengan sejumlah potensinya, Afrika telah menjadi daya tarik bagi kalangan bisnis dunia. Jumlah penduduk Afrika Sub-Sahara mencapai hampir 1 milyar dengan ditunjang oleh pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil serta tren peningkatan daya beli masyarakat menengah lebih dari 300 juta dan terus tumbuh sekitar 3,2% per tahun, merupakan peluang yang harus digarap secara serius oleh pelaku usaha Indonesia.”
Hal itu disampaikan pada acara Forum Bisnis “Penguatan Sinergi Pelaksanaan Misi Ekonomi RI ke Afrika Sub-Sahara”, yang diselenggarakan Direktorat Afrika, Kementerian Luar Negeri, Kamis (4/2).
Direktur Afrika memaparkan program diplomasi ekonomi Kemlu RI ke Afrika periode 2016, untuk disinergikan dengan seluruh stakeholders. Dijelaskan bahwa nilai perdagangan Indonesia dengan Afrika Sub-Sahara mencapai USD 9,1 milyar pada 2014, dengan tren kenaikan sebesar 17,8% pada periode 2010-2014.
Baca Juga: Menag Bertolak ke Saudi Bahas Operasional Haji 1446 H
Sementara itu, produk ekspor unggulan Indonesia antara lain CPO dan turunannya, produk makanan, bahan kimia, tekstil dan produk tekstil, obat-obatan, kendaraan bermotor dan suku cadangnya, furnitur dan kerajinan, alat mesin pertanian serta produk industri strategis.
Indonesia mengimpor migas, kapas, tembakau, kulit hewan dan beberapa mineral/produk tambang. Dalam hal investasi, saat ini terdapat sekitar 25 perusahaan Indonesia yang telah beroperasi di Afrika Sub-Sahara, antara lain PT. Indofood, PT. Sinar Antjol dan Buzi Hydrocarbons.
Meskipun demikian, nilai perdagangan dan investasi tersebut masih belum mencerminkan peluang dan potensi Afrika yang sesungguhnya. Untuk itu, melalui forum ini, Direktorat Afrika mengajak pelaku usaha Indonesia untuk berpartisipasi pada forum bisnis bilateral dan pameran-pameran dagang internasional di Afrika Sub-Sahara.
Forum bisnis menghadirkan sebagai pembicara Direktur Pemberdayaan Usaha, BKPM RI; Pejabat Senior Ditjen PEN, Kemendag RI; serta Ketua Komite Tetap Afrika, KADIN RI.
Baca Juga: Polisi Amankan Uang Rp150 M dari Kasus Judol
Acara tersebut dihadiri oleh 50 pelaku usaha dari berbagai sektor, seperti consumer goods, produk plastik, alat mesin pertanian, energi, furnitur dan wakil perbankan. Turut hadir pula sejumlah perwakilan dari Kementerian/instansi terkait dan Kantor Konsul Kehormatan Afrika Sub-Sahara di Indonesia.
Sejumlah pengusaha yang hadir antara lain CV. KHS (mesin pertanian), PT. Naga Semut (plastik) dan PT. Tiga Pilar Sejahtera (makanan) telah menyatakan minatnya untuk berpartisipasi pada Indonesian Solo Exhibition di Lagos, pameran Africa’s Big Seven di Afrika Selatan dan pameran dagang internasional lainnya di kawasan.
Selain itu, sejumlah pengusaha yang telah memiliki pengalaman berkiprah di Afrika seperti PT. Buzi Hydrocarbons (energi) dan Perum Peruri juga ikut membagi pandangan dan pengalamannya dalam memperkuat bisnis di Afrika Sub-Sahara.
Kegiatan telah berlangsung dengan baik dan mendapat apresiasi dan respon positif baik dari peserta maupun narasumber. Para peserta memandang perlu diselenggarakan forum bisnis serupa yang mencakup sektor-sektor yang lebih luas serta melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan.(T/P008/P4)
Baca Juga: Polisi Tangkap Satu DPO Kasus Judol, Uang Rp5 M Diamankan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)