Jakarta, MINA – Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan, pemerintah Indonesia terus mendorong upaya gencatan senjata di Gaza.
Abdul Kadir Jailani, Direktur Jenderal untuk Asia Pasifik dan Afrika, mengatakan hal itu pada Dialog Palestina dengan topik “Kebijakan dan Peran Indonesia dalam Upaya Perdamaian Palestina” di Aula Buya Hamka, Lt.4, Kantor MUI Pusat, Jl Proklamasi No 51, Jakarta Pusat, Kamis (18/7).
Indonesia akan terus berperan aktif sesuai hukum, kebiasaan dan kaidah-kaidah Internasional, imbuhnya.
“Fokus sekarang adalah bagaimana mewujudkan gencatan senjata, berhentinya peperangan dan kekerasan, ini yang sangat penting ,” ujarnya.
Baca Juga: Sheikh Mahmoud Anbar: Empat Alasan Operasi Badai Al-Aqsa oleh Pejuang Palestina
Upaya lainnya adalah bagaimana memastikan bantuan kemanusiaan dunia internasional bisa masuk ke Jalur Gaza, lanjutnya. Walaupun memang di lapangan Israel sangat tidak kooperatif, bahkan terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB sekalipun.
Soal bantuan ini, menurutnya, memang sudah menjadi urusan semua masyarakat internasional.
Faktanya hingga hari ini, memasuki bulan ke-9 sejak perang 7 Oktober 2023, serangan pasukan Israel ke warga sipil Gaza belum berhenti.
Israel itu tahungan perlawanan Hamas harus dihabisi, tapi kenyataan di lapangan tidak mampu menghabisi Hamas. Maka Israel melakukan serangan bumi hangus sebagai satu-satunya cara, walaupun harus melanggar semua hukum internasional.
Baca Juga: Paripurna DPR Sahkan RUU Nomor 2 Tahun 2024 tentang Provinsi DKJ
Ia menambahkan, saat ini 70 persen bangunan di Gaza hancur. Bukan hanya itu, lingkungan hidup juga rusak, nyaris tidak bisa ditempati sebagai tempat hunian.
Sementara itu, Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, Ketua MUI Bidang Hubugan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional (HLNKI), sebagai pembicara kedua, mengatakan walaupun Zionis Israel terus menyerang Gaza, Palestina, tapi Israel sebenarnya sudah tersisihkan secara global.
“Ini ditandai antara lain dengan sekitar dua per tiga anggota PBB secara de facto sudah mengakui Palestina. Tinggal menunggu secara de jure di Dewan Keamanan PBB,” ujar Prof Sudarnoto.
Belum lagi, lanjutnya, banyak bermuncullan gerakan-gerakan solidaritas untuk Palestina, lintas agama, organisasi dan Negara di kota-kota besar Amerika Serikat dan Eropa.
Baca Juga: Menag RI Buka BAZNAS International Forum untuk Palestina
Ada fenomena kekuatan civil society dari kampus-kampus dan generasi muda mendukung Palestina, imbuhnya.
Belum lagi perpecahan internal di pemerintahan Israel sendiri, hingga mengakibatkan bubarnya kabinet perang yang dipimpin Benjamin Netanyahu.
Prof Sudarnoto juga menyampaikan, MUI melalui Forum Ijtima Ulama Komisi Fatwa pernah merekomendasikan kepada pemerintah Indonesia untuk memprakarsai bantuan militer bersama negara-negara lain untuk menghentikan genosida yang dilakukan zionis Israel terhadap warga di Jalur Gaza, Palestina.
Sekjen MUI Buya Amirsyah Tambunan dalam sambutannya mengingatkan, untuk terus mendorong kemerdekaan dan kedaulatan Palestina, umat Islam Indonesia dan seluruh umat Islam harus bersatu dan tidak tidak berpecah belah.
Baca Juga: Masjid Pantai Bali Gelar Lomba Omplok Layar Tunjukkan Solidaritas Palestina
Buya Amirsyah juga menegaskan, MUI tidak akan pernah ragu dan tidak akan pernah berhenti dalam menbela Palestina. Apalagi, bangsa Indonesia punya hutang budi terhadap Palestina sebagai bangsa yang pertama kali mendukung kemerdekaan Indonesia, ujarnya.
“MUI bersama ormas dan komponen bangsa tentu tidak boleh lemah dalam menyuarakan Palestina, kemennagn pasti berpihak pada orang-orang beriman, tinggal menunggu waktu atas kesabaran kita. Kekuasaan Fir’aun yang beratus tahun, nyatanya hancur juga,” imbuhnya.
Dialog Palestina yang dimoderatori Dubes Bunyan Saptomo, dihadiri unsur Pimpinan MUI, Pimpinan Ormas Islam, Lembaga Kepalestinaan dan media. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Market Day Festival Baitul Maqdis Meriahkan BSP 2024 di Samarinda