Yerusalem, 16 Dzulqa’dah 1435/11 September 2014 (MINA) – Presiden Israel Reuven Rivlin menuduh Kementerian Luar Negeri menyabotase hubungan Israel dengan Selandia Baru.
Duta Besar Selandia Baru yang baru untuk Israel, seharusnya mempresentasikan identitasnya kepada Presiden Israel, Kamis, tapi jadwal itu tidak bisa terwujud karena Kementerian Luar Negeri Israel menolak diplomat tersebut, Middle East Monitor (MEMO) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Penolakan Kementerian Luar Negeri disebabkan Duta Besar juga mencari pengakuan kepada Otoritas Palestina.
Rivlin menuduh Kementerian Luar Negeri menciptakan krisis dengan salah satu pemerintah yang ramah kepada Israel.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth mencatat, itu adalah masalah penting karena Selandia Baru merupakan kandidat untuk posisi anggota alternatif di Dewan Keamanan PBB.
Surat kabar itu menambahkan, Kementerian Luar Negeri menolak representasi ganda dari Duta Besar di Israel dan Otoritas Palestina dengan dalih khawatir negara-negara asing lainnya melakukan hal yang sama yang akan membuat “status Otoritas Palestina sama dengan status Israel”.
Duta Besar Selandia Baru periode sebelumnya terbuka bergerak antara Yerusalem dan Ramallah.
Surat kabar itu mengatakan bahwa satu-satunya “dosa” yang dilakukan oleh Duta Besar Selandia Baru, Jonathan Carr, adalah ia mengirim surat kepada Kementerian Luar Negeri Israel di mana ia mengatakan bermaksud untuk mengunjungi Ramallah.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Selandia Baru terkejut dengan keputusan Israel. Perdana Menteri John Key mengatakan bahwa posisi Israel bertentangan dengan yang selama ini yang diikuti, dan ia menolak tunduk pada dikte Israel. Dia juga meminta Duta Besar baru untuk tinggal di Ankara, Turki.
Sementara Rivlin tidak dapat memaksa Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman untuk membalikkan keputusannya. (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon