Jakarta, MINA – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memanggil Wakil Duta Besar (Wadubes) Denmark di Jakarta, Senin (24/7). Hal itu dilakukan terkait aksi pembakaran Al-Qur’an yang baru-baru ini terjadi di negara tersebut.
Juru Bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah mengatakan, dalam pemanggilan tersebut disampaikan kutukan keras atas penistaan kitab suci agama Islam, Al-Qur’an.
“Sudah dipanggil Wakil Dubes Denmark ke Kemlu kemarin dan disampaikan kutukan keras atas kejadian penistaan kitab suci Agama Islam,” ujar Faizasyah kepada MINA, Selasa (25/7).
Pada Jumat (21/7) lalu, anggota kelompok sayap kanan Denmark, Danske Patrioker, melakukan pembakaran Al-Qur’an di depan gedung Kedutaan Besar (Kedubes) Irak di Kopenhagen. Tak hanya itu, mereka pun membakar bendera negara Irak.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Ringan Akhir Pekan Ini
Aksi anggota Danske Patrioker tersebut segera menuai kecaman. Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Muslim Dunia telah mengutuk aksi pembakaran Al-Qur’an oleh anggota Danske Patrioker.
Pemerintah Denmark pun turut mengutuk aksi tersebut. “Pemerintah Denmark mengutuk pembakaran Al-Qur’an. Pembakaran kitab suci dan simbol agama lainnya merupakan tindakan memalukan yang tidak menghormati agama orang lain,” kata Kemlu Denmark dalam sebuah pernyataan yang diunggah di situs resminya, Sabtu lalu.
Denmark menyebut, pembakaran Al-Qur’an merupakan tindakan provokatif. Aksi itu dinilai tak hanya menyakiti banyak orang, tapi juga menciptakan perpecahan antara agama dan budaya yang berbeda di negara tersebut.
“Denmark memiliki kebebasan beragama dan banyak warga Denmark adalah Muslim. Mereka (Muslim) adalah bagian berharga dari populasi Denmark,” kata Kemlu Denmark.
Baca Juga: Hari Terakhir Pelunasan, Seluruh Kuota Haji Khusus 1446 H/2025 M Sudah Terisi
“Denmark menggarisbawahi bahwa kebebasan berekspresi dan kebebasan berkumpul harus dihormati. Denmark mendukung hak untuk memprotes tetapi menekankan itu harus tetap damai,” tambah Kemlu Denmark dalam pernyataannya. (L/RE1/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Penelitian Terbaru, Gen Z di AS Pro Perjuangan Palestina dan Anti Israel