Kemlu RI Segera Gelar Dialog Kebijakan, Persahabatan dan Kerja Sama Asia Tenggara

(Foto: Istimewa)

Jakarta, MINA – Signifikansi dan relevansi Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia – TAC) di tengah dinamika regional dan global akan menjadi pokok pembahasan pada “ Policy Dialogue on the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia” di Jakarta, pada Kamis 6 Juli 2023 mendatang.

Dalam keterangan tertulis yang diterima MINA Senin (26/6), Kegiatan Dialog Kebijakan ini merupakan kolaborasi Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) dan Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN, Kementerian Luar Negeri.

Pada kegiatan Briefing untuk Perutusan Tetap negara-negara ASEAN, RRT, India dan Timor Leste yang bertempat di Kantin Diplomasi, Kementerian Luar Negeri pada Jumat (23/6), Kepala BSKLN, Dr. Yayan G.H. Mulyana menyampaikan perlunya merefleksikan perkembangan TAC semenjak 47 tahun disepakati melalui Dialog ini.

Dialog Kebijakan akan juga menjadi forum intelektual bagi para pakar, akademisi, dan pembuat kebijakan dalam bertukar pandangan dan mendiskusikan secara konstruktif peluang dan tantangan baru dalam implementasi TAC baik saat ini maupun di masa depan.

Dialog yang akan diselenggarakan di Sekretariat ASEAN ini juga akan memberikan kesempatan bagi para peserta untuk bertukar pengalaman tentang bagaimana TAC dapat berkontribusi untuk memperkuat kerja sama regional dan multilateral dalam menghadapi isu-isu regional dan global yang kompleks dan dinamis.

TAC adalah perjanjian yang ditandatangani oleh para pemimpin negara-negara anggota ASEAN pada tahun 1976 di Bali, Indonesia.

TAC mencerminkan komitmen kuat ASEAN untuk menghormati kedaulatan, integritas teritorial, non-interferensi, dan penyelesaian damai sengketa antara negara-negara di kawasan. TAC juga terbuka untuk ditandatangani oleh negara-negara lain yang berkepentingan dengan perdamaian dan kerjasama di Asia Tenggara.

Saat ini, terdapat 50 negara dan organisasi kawasan yang telah menandatangani TAC, termasuk Tiongkok, India, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Rusia, dan Uni Eropa. Dengan demikian, TAC telah menjadi salah satu perjanjian regional yang paling banyak diakui dan dihormati di dunia.

Dialog Kebijakan tentang TAC ini akan menghadirkan para pembicara dari negara-negara ASEAN, India dan Tiongkok serta sejumlah think tanks.

Melalui diskusi, diharapkan dapat terhimpun rekomendasi untuk memperkuat TAC dalam memenuhi tujuannya mempromosikan perdamaian dan persahabatan serta kerja sama antar negara di tengah situasi dunia yang penuh tantangan.(R/R1/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.