Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemlu RI: WNI di Sri Lanka dalam Kondisi Aman

Rana Setiawan - Jumat, 15 Juli 2022 - 10:04 WIB

Jumat, 15 Juli 2022 - 10:04 WIB

1 Views

Jakarta, MINA – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) memastikan Warga Negara Indonesia (WNI) di Sri Lanka dalam keadaan aman, menyusul kerusuhan yang masih terjadi akibat krisis ekonomi.

Meski begitu, Kemlu RI bersama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kolombo sudah menyiapkan berbagai rencana, jika krisis di Sri Lanka makin memburuk.

“Tentunya sebagai langkah kontingensi, kita tetap mempersiapkan berbagai rencana jika terjadi eskalasi,” kata Judha Nugraha, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kemlu RI, melalui keterangan tertulisnya yang dikutip MINA, Jumat (15/7).

Berdasarkan catatan KBRI Kolombo, Judha mengatakan saat ini terdapat 340 WNI yang menetap di Sri Lanka. Mayoritas dari mereka adalah pekerja migran di bidang pariwisata dan konstruksi.

Baca Juga: Prof Asrorun Niam: Tujuan Fatwa untuk Kemaslahatan Hakiki

Judha menyatakan, tidak ada WNI yang berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa di Sri Lanka. Kemlu juga menyarankan WNI tidak ikut terlibat demonstrasi.

Menyikapi situasi terakhir di Sri Lanka, kata Judha, KBRI Kolombo menyampaikan imbauan bagi WNI untuk membatasi perjalanan ke luar rumah selama berlangsungnya aksi unjuk rasa kecuali untuk keperluan mendesak.

WNI di Sri Lanka disarankan menghindari kerumunan massa dan wilayah-wilayah yang menjadi konsentrasi aksi unjuk rasa.

Judha mengatakan, KBRI telah memberi bantuan terhadap WNI yang paling terdesak.

Baca Juga: KH Afifuddin Muhajir: Fatwa Dibutuhkan Sepanjang Zaman

Komunikasi secara intensif dengan WNI juga terus dijalin untuk memonitor kondisinya. WNI bisa menghubungi KBRI Kolombo apabila menghadapi permasalahan melalui sambungan hotline di nomor (94) 77 277 3123.

Sebelumnya, unjuk rasa besar-besaran berlangsung di Sri Lanka pada Sabtu, 9 Juli 2022.

Massa menuntut pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa dan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe. Para pengunjuk rasa menduduki Istana Presiden, kediaman resmi Perdana Menteri, dan menguasai kantor sekretariat presiden yang terletak di Galle Face Green.(R/R1/P1)

 

Baca Juga: Pelatihan UMKM di Jakarta Diharap Lahirkan Muzaki Baru

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda