Ankara, 4 Syawwal 1438/28 Juni 2017 (MINA) – Kementerian Luar Negeri Turki menyatakan bahwa pasukan negaranya di Qatar tidak untuk melawan negara manapun.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Kemenlu Turki, Huseyin Muftuoglu menyatakan, penempatan tentaranya di Qatar sejalan dengan kesepakatan kerja sama bilateral 2014.
“Bertujuan untuk menjaga keamanan regional dan tidak boleh dipandang sebagai langkah melawan negara manapun,” ujar Muftuoglu pada Ahad (25/6/2017), Anadolu, seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu (28/6).
Ia menambahkan, langkah Turki mendirikan pangkalan militer di Qatar tidak ada hubungannya dengan krisis yang sedang berlangsung antara negara kecil di kawasan Teluk itu dengan negara-negara Arab lainnya.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Tujuan pengerahan Angkatan Bersenjata Turki di Qatar adalah untuk memberikan kontribusi pada keamanan kawasan ini dan juga untuk memberi dukungan dalam pelatihan militer. Kegiatan kami tidak untuk melawan negara tertentu,” kata Muftuoglu.
Dia menekankan bahwa Turki memiliki hubungan erat dengan semua negara Teluk dan menggarisbawahi adanya mekanisme dialog strategis antara Turki dan anggota GCC (Gulf Cooperation Council).
Muftuoglu mengatakan keberadaan pangkalan militer Turki di Qatar itu sejalan dengan visi bersama Turki dan GCC untuk menjaga perdamaian, keamanan dan stabilitas regional.
“Sama seperti kehadiran pangkalan militer asing lainnya atau unit di negara lain di kawasan ini, kehadiran militer kami di Qatar pada dasarnya didasarkan pada keputusan yang diambil oleh kedua negara yang bergantung pada hak kedaulatan masing-masing negara,” katanya.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Di negara-negara Teluk lainnya juga terdapat pangkalan militer asing terutama Amerika Serikat, malahan di Qatar juga ada pangkalan militer terbesar AS di regional ini.
Qatar mengatakan pada Sabtu dini hari (24/6/2017) telah menerima daftar tuntutan oleh negara-negara Arab yang dipimpin Arab Saudi untuk mengakhiri blokade mereka di negara Teluk.
Daftar tuntutan 13 poin itu termasuk penutupan televisi Al Jazeera, menurunkan hubungan dengan Iran dan mengekstradisi oang-orang yang dicap sebagai “teroris”.
Arab Saudi dan sekutunya juga menuntut penutupan segera pangkalan militer Turki di Qatar.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Sementara itu, Bahrain menuduh Qatar menciptakan eskalasi militer dengan membiarkan lebih banyak tentara Turki di Qatar.
Negara-negara Arab telah memberi Doha tenggat waktu 10 hari untuk memenuhi tuntutan tersebut. (T/RS2/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon