Jakarta, MINA – Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) memprediksi awal bulan Ramadhan tahun ini bertepatan dengan Selasa, 12 Maret 2024.
Prediksi tersebut berdasarkan pengamatan posisi hilal, baik dari sisi tinggi maupun elongasinya.
Ketua LF PBNU, Kiai Sirril menyatakan bahwa melalui pengalaman atau tajribah, hilal tidak mungkin dapat dirukyat pada 29 Sya’ban 1445 H atau bertepatan dengan Ahad, 10 Maret 2024.
Lembaga Falakiyah PBNU menjelaskan, hilal 29 Sya’ban 1445 H bertepatan dengan Ahad Legi, 10 Maret 2024 M. Data perhitungan falak LF PBNU menunjukkan tinggi hilal 0 derajat 11 menit 25 detik.
Sementara ijtima atau konjungsi terjadi pada Ahad Legi, 10 Maret 2024 M pukul 16:00: 50 WIB. Titik markaz Jakarta ini berlokasi di Gedung PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat dengan koordinat koordinat 6º 11′ 25″ LS 106º 50′ 50″ BT.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Sementara itu, letak matahari terbenam berada pada posisi 3 derajat 55 menit 36 detik selatan titik barat, sedangkan letak hilal pada posisi 5 derajat 7 menit 23 detik selatan titik barat.
Adapun kedudukan hilal berada pada 1 derajat 11 menit 27 detik selatan matahari dalam keadaan miring ke selatan dengan elongasi 2 derajat 30 menit 25 detik.
Namun Kiai Sirril menyatakan, LF PBNU tetap akan melakukan rukyatul hilal atau pemantauan hilal awal Ramadhan 1445 H pada Ahad 10 Maret 2024 atau bertepatan dengan 29 Sya’ban 1445 H.
Ia menambahkan, rukyatul hilal akan dilakukan secara serentak oleh LFNU daerah di sejumlah titik yang telah ditentukan, meliputi pinggiran pantai yang mengarah ke barat maupun di gedung-gedung tinggi dengan ufuk barat yang tidak terhalang.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Ia mengatakan, rukyatul hilal awal Ramadhan akan dilakukan di 50 hingga 60 titik rukyat yang tersebar di berbagai wilayah, mencakup zona Indonesia Timur, Tengah, dan Barat.
Pelaksanaan rukyat itu akan dilakukan bersama dengan pihak terkait, seperti petugas Kementerian Agama setempat, Pengadilan Agama, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dan masyarakat.
Sementara itu, Muhammadiyah sudah menetapkan 1 Ramadan 1445 H jatuh pada hari Senin, 11 Maret 2024.
Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhammad Sayuti menjelaskan, penetapan awal Ramadhan tersebut menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal Hakiki, sebuah metode yang mengharuskan pemenuhan tiga syarat secara kumulatif.
Menurut kriteria tersebut, bulan Qamariah baru dimulai pada hari ke-29 saat matahari terbenam, asalkan telah terjadi ijtimak sebelum matahari terbenam dan pada saat matahari terbenam, bulan masih terlihat di atas ufuk.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Jika satu dari ketiga kriteria tersebut tidak terpenuhi, bulan baru dimulai pada hari ke-30.
Pada hari Ahad Legi, 29 Syakban 1445 H atau bertepatan dengan 10 Maret 2024 M, ijtimak jelang Ramadan 1445 H terjadi pukul 16:07:42 WIB. Pada saat matahari terbenam di Yogyakarta, Bulan berada di tinggi +00° 56′ 28″ (hilal sudah wujud). Hal ini berarti, pada hari yang sama, di wilayah Indonesia, Bulan tampak di atas ufuk saat matahari terbenam, kecuali di Wilayah Maluku Utara, Papua, Papua Barat, dan Papua Barat Daya.
Dengan demikian, tanggal 1 Ramadan 1445 H jatuh pada hari Senin Pahing, 11 Maret 2024 M, menandai awal bulan suci bagi umat Islam di Indonesia. Keputusan ini diambil berdasarkan perhitungan yang cermat dan kriteria yang telah ditetapkan untuk menentukan kedatangan bulan Ramadan sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Kementerian Agama RI akan menggelar sidang isbat penetapan awal Ramadhan 1445 Hijriah/2024 Masehi pada Ahad, 10 Maret 2024 di Auditorium HM Rasjidi Kementerian Agama, Jakarta.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin mengatakan kegiatan ini akan digelar secara hybrid, yakni daring dan luring.
Sidang isbat akan melibatkan Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama, serta dihadiri para duta besar negara sahabat dan perwakilan ormas Islam.
Sidang ini juga akan melibatkan perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dan undangan lainnya.
Kemenag juga akan mengundang pimpinan MUI dan Komisi VIII DPR RI untuk hadir dalam sidang isbat.
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?
Sidang isbat akan dibagi menjadi tiga tahap. Pertama, pemaparan posisi hilal awal Ramadhan 1445 Hijriah berdasarkan hasil hisab (perhitungan astronomi). Pemaparan dilakukan Tim Hisab dan Rukyat Kemenag mulai pukul 17.00 WIB.
Kedua, sidang isbat penetapan awal Ramadhan 1445 Hijriah yang digelar secara tertutup setelah Shalat Magrib. Selain data hisab (informasi), sidang isbat juga akan merujuk pada hasil rukyatul hilal (konfirmasi) yang dilakukan Tim Kemenag pada 134 lokasi di seluruh Indonesia.
Tahap ketiga, konferensi pers hasil sidang isbat yang juga disiarkan melalui media sosial Kemenag. (A/RS2/B04)
Dari berbagai sumber.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Mi’raj News Agency (MINA)