Jakarta, MINA – Dr. dr. Yusrie Dianne Jurnalis, Staf Divisi Gastrohepatologi Departemen Anak Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang, menjelaskan tentang gejala awal yang bisa dikenali dari hepatitis akut misterius pada anak yang tejadi saat ini, untuk bisa segera diperiksakan ke dokter dan beberapa cara mencegah penularannya.
Yusrie yang juga Relawan di Lembaga Kegawatdaruratan Medis, MER-C Indonesia, mengatakan kepada MINA, Kamis (26/5), gejala klinis dari hepatitis ini diawali dengan gangguan gastrointestinal seperti nyeri perut, diare, muntah, kuning, BAB pucat seperti dempul dan peningkatan dari enzim hati yaitu SGOT atau SGPT yang lebih dari 500IU/L.
“Gejala-gejala pada hepatitis akut yang tidak diketahui sebabnya ini dibedakan menjadi gejala awal dan gejala lanjutan. Gejala awal ditandai dengan mual, muntah, diare dan demam ringan. Gejala lanjut berupa Buang air kecil bewarna gelap dan Buang Air Besar berwarna pucat, warna mata dan kulit menguning, gangguan pembekuan darah, kejang dan penurunan kesadaran. Selain itu, pada jenis hepatitis ini juga ditemukan keluhan saluran pernafasan,” tuturnya.
Lebih lanjut dr. Yusrie juga memberikan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah hepatitis akut pada anak, yaitu menjaga saluran cerna dengan secara rutin mencuci tangan menggunakan sabun, makan makanan dalam keadaaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan dengan orang lain, hindari kontak dengan orang sakit serta menjaga kebersihan rumah dan lingkungan.
Baca Juga: AWG Gelar Webinar Menulis tentang Baitul Maqdis
“Selain itu, karena diduga hepatitis ini dapat ditularkan melalui udara, maka dianjurkan juga untuk mengurangi mobilitas, tetap melaksanakan protokol kesehatan seperti menggunakan masker jika berpergian, menjaga jarak dengan orang lain dan menghindari keramaian atau kerumunan. Melengkapi imunisasi untuk anak sesuai umur termasuk hepatitis A dan B,” tambahnya.
Menanggapi tentang kemungkinan hepatitis akut ini juga menyerang orang dewasa di atas usia 16 tahun, ia mengatakan sampai saat ini belum ada laporan WHO atau negara-negara lain di dunia mengenai ditemukannya kasus virus hepatitis akut yang tidak diketahui sebabnya ini pada orang dewasa.
Adapun situasi nasional hepatitis akut di Indonesia hingga 23 Mei 2022, terdapat 16 kasus dugaan hepatitis yang terdiri dari 1 pasien probable dan 15 pasien dengan status pending klasifikasi.
Selain itu, ada 19 kasus dinyatakan discarded atau dikeluarkan dari diagnosis hepatitis akut. 16 kasus dugaan hepatitis akut ini tersebar di 10 provinsi yakni DKI Jakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, Bangka Belitung, Jambi, Sumatera Barat, Banten, DIY, dan Sulawesi Selatan. (L/R7/P1)
Baca Juga: 30 WNI dari Suriah Kembali Dievakuasi ke Indonesia
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Banjir di Makasar Rendam Rumah Dinas Gubernur dan Kapolda