Palestina, MINA – Bulan Sabit Merah Palestina mengungkapkan dalam sebuah pernyataan, Kamis (2/1), pasukan Israel mencegah petugas medisnya mendekati seorang ibu Palestina yang ditembak pasukan Israel untuk memberi pertolongan pertama.
“Apakah kamu ingat? Pasukan pendudukan Israel menembak dan membunuh ibu Palestina berusia 50 tahun yang memiliki sembilan anak di dekat Pos Pemeriksaan Qalandia di Tepi Barat yang diduduki pada pagi hari tanggal 18 September 2019,” demikian palestinepost24 melaporkan dikutip MINA, pada Jumat (3/1).
Saksi mata mengatakan, pasukan Israel dengan senapan dan dengan seragam keamanan pribadinya berhadapan dengan Nayfa Ka’abna, seorang ibu dari sembilan anak, yang berdiri beberapa meter dari penjaga tersebut.
Sebuah tembakan terdengar dan dia pingsan, kemudian ia jatuh ke tanah, yang kemudian ditendang oleh salah seorang pasukan pendudukan Zionis Israel.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Para saksi mengatakan, ibu itu ditembak empat kali setelah karena berjalan bukan di jalur pejalan kaki di Qalandia, pos pemeriksaan paling signifikan Zionis Israel yang memisahkan Yerusalem yang diduduki dari Tepi Barat pusat.
Seorang pengamat dari Yerusalem, Mohammed Hammad Jaradat, mengatakan, sang ibu tampaknya memasuki bagian yang salah dari pos pemeriksaan dengan berjalan kaki dan mencoba mencapai bus.
Pasukan keamanan Israel kemudian mulai meneriakinya, mengejarnya, pada saat itu, kata Jaradat, wanita itu mengeluarkan pisau kecil.
“Mereka bisa mengendalikannya,” kata Jaradat. “Mereka adalah lima tentara dan dia sekitar tujuh meter jauhnya. Mereka sengaja membunuhnya, tidak hanya untuk membunuhnya, tetapi untuk menakut-nakuti kami warga Palestina yang melintasi pos pemeriksaan setiap hari bepergian antara Ramallah dan Yerusalem,” katanya.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
“Cuplikan video dari insiden itu menunjukkan wanita itu berdiri agak jauh dari para penjaga Israel ketika mereka menembaknya. mati,” kata Wakil Direktur Amnesty International untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Saleh Higazi.
Ia menambahkan, ibu Palestina tersebut tampaknya tidak membawa senjata api dan tidak menimbulkan ancaman langsung kepada para penjaga atau kehidupan orang-orang di sekitarnya ketika mereka melepaskan tembakan.
“Ini sangat menunjukkan bahwa pembunuhannya adalah melanggar hukum,” katanya. (T/R12/P1).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza