Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenapa Badan Terasa Letih Terus? Ini 5 Penyebabnya

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 30 detik yang lalu

30 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi

MERASA lelah adalah hal wajar setelah aktivitas berat atau kurang tidur. Namun, jika badan terus-menerus terasa letih, bahkan setelah cukup istirahat, itu bisa menjadi tanda ada sesuatu yang tidak beres dalam tubuh. Rasa lelah kronis tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, tapi juga dapat menjadi gejala dari kondisi medis tertentu yang memerlukan perhatian.

Secara ilmiah, kelelahan terjadi ketika tubuh mengalami penurunan kapasitas fisik maupun mental untuk berfungsi secara optimal. Tubuh memerlukan energi dari makanan, istirahat, dan keseimbangan hormon serta sistem tubuh lainnya. Ketika salah satu aspek ini terganggu, rasa lelah pun muncul secara terus-menerus. Berikut ini lima penyebab utama tubuh terasa letih terus-menerus berdasarkan penjelasan medis dan ilmiah.

1. Kurang Tidur dan Kualitas Tidur yang Buruk

Tidur adalah kebutuhan biologis mendasar. Saat tidur, tubuh memperbaiki sel, mengatur hormon, dan memperkuat sistem kekebalan. Orang dewasa disarankan tidur antara 7-9 jam per malam. Namun, kualitas tidur juga sama pentingnya dengan kuantitas.

Gangguan tidur seperti insomnia, sleep apnea, atau restless leg syndrome bisa menyebabkan tidur tidak nyenyak, meskipun durasinya cukup. Dalam jangka panjang, kurang tidur dapat mengganggu fungsi otak, menurunkan daya tahan tubuh, dan membuat seseorang merasa lelah sepanjang hari.

Baca Juga: Ratusan Jemaah Haji Indonesia Alami Masalah Kesehatan Tulang dan Sendi

Secara ilmiah, selama tidur dalam fase REM (Rapid Eye Movement) dan NREM (Non-REM), tubuh mengaktifkan proses pemulihan. Kurangnya fase tidur ini membuat tubuh tidak mengalami pemulihan sempurna, sehingga bangun tidur terasa tidak segar.

Solusi:

2. Stres Kronis dan Gangguan Psikologis

Stres adalah bagian dari kehidupan modern. Namun, stres yang berlangsung lama tanpa penanganan (stres kronis) bisa menguras energi tubuh dan mental secara signifikan. Saat stres, tubuh melepaskan hormon kortisol dan adrenalin. Jika terus-menerus dilepas, hormon ini bisa mengganggu keseimbangan sistem tubuh.

Selain stres, gangguan kecemasan dan depresi juga menyebabkan tubuh merasa lelah meski tidak ada aktivitas fisik berat. Kelelahan ini berasal dari kerja mental yang berlebihan dan terganggunya regulasi hormon serotonin dan dopamin yang mengatur suasana hati dan energi.

Menurut riset di bidang neuropsikologi, otak yang berada dalam kondisi stres kronis akan mengalami penurunan fungsi eksekutif, termasuk fokus, ingatan, dan pengambilan keputusan, yang semuanya berdampak pada meningkatnya rasa lelah.

Baca Juga: 53 Jamaah Haji Indonesia Wafat, Mayoritas Akibat Serangan Jantung

Solusi:

  • Kelola stres dengan olahraga ringan, hobi, atau teknik mindfulness.

  • Jangan ragu berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.

  • Pastikan ada waktu istirahat dalam rutinitas harian.

  • Hindari multitasking yang berlebihan.

    Baca Juga: Journaling: Terapi Menulis untuk Kesehatan Mental

3. Kekurangan Nutrisi dan Dehidrasi

Tubuh membutuhkan bahan bakar dari makanan. Jika asupan nutrisi tidak cukup, maka tubuh tidak mampu menghasilkan energi optimal. Kekurangan zat gizi seperti zat besi, vitamin B12, vitamin D, dan magnesium sering dikaitkan dengan rasa lelah berlebihan.

Misalnya, anemia defisiensi besi membuat jumlah sel darah merah berkurang sehingga oksigen tidak terdistribusi optimal ke seluruh tubuh. Akibatnya, otot dan otak tidak bekerja maksimal, yang memicu rasa lelah.

Selain itu, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) juga sering diabaikan. Air sangat penting untuk proses metabolisme tubuh. Bahkan kehilangan 2% cairan tubuh saja sudah cukup untuk menurunkan konsentrasi dan menyebabkan kelelahan.

Solusi:

  • Konsumsi makanan bergizi seimbang: sayuran hijau, protein, dan buah-buahan.

    Baca Juga: Parenting dan Kesehatan Mental Anak

  • Minum minimal 8 gelas air per hari.

  • Pertimbangkan suplemen zat besi atau vitamin jika direkomendasikan dokter.

  • Hindari konsumsi gula dan kafein berlebihan yang bisa menyebabkan fluktuasi energi.

4. Masalah Tiroid atau Ketidakseimbangan Hormon

Kelenjar tiroid yang berada di leher memproduksi hormon yang mengatur metabolisme. Jika produksi hormon tiroid terganggu, maka proses metabolisme tubuh juga akan melambat. Kondisi ini disebut hipotiroidisme.

Baca Juga: Kemenkes: Indonesia Tetap Aman, Waspadai Lonjakan COVID-19 di Luar Negeri

Gejala hipotiroidisme antara lain:

Kondisi lain yang memengaruhi hormon seperti diabetes, menopause, dan sindrom kelelahan kronis (chronic fatigue syndrome) juga bisa menjadi penyebab utama tubuh terasa lesu terus-menerus.

Dalam perspektif endokrinologi, hormon bekerja sebagai sinyal pengatur berbagai fungsi tubuh. Ketidakseimbangan sedikit saja dapat menyebabkan dampak besar, termasuk kelelahan kronis.

Baca Juga: Allah Ciptakan Herba Bukan Sia-Sia, Saatnya Kembali ke Fitrah

Solusi:

  • Konsultasikan ke dokter untuk tes darah, terutama TSH (Thyroid Stimulating Hormone).

  • Jika positif hipotiroid, pengobatan hormon biasanya efektif mengatasi lelah.

  • Perhatikan juga gejala lain seperti gangguan haid atau penurunan libido sebagai indikator ketidakseimbangan hormon.

5. Gaya Hidup Tidak Sehat dan Kurang Aktivitas Fisik

Ironisnya, semakin jarang bergerak, tubuh justru semakin terasa lelah. Kurang olahraga membuat otot melemah dan metabolisme melambat. Aktivitas fisik ringan justru merangsang aliran darah dan meningkatkan produksi endorfin (hormon bahagia), yang berdampak pada peningkatan energi.

Baca Juga: Mengetuk Pintu Langit dengan Daun yang Tumbuh di Bumi

Selain itu, kebiasaan seperti makan tidak teratur, merokok, konsumsi alkohol berlebih, dan duduk terlalu lama berkontribusi pada penurunan kebugaran tubuh. Gaya hidup sedentari atau minim gerak menyebabkan otot tidak mendapatkan suplai oksigen yang cukup.

Menurut penelitian di jurnal kesehatan The Lancet, individu yang rutin berolahraga 150 menit per minggu mengalami penurunan signifikan pada kelelahan dan peningkatan kualitas hidup dibandingkan yang tidak aktif sama sekali.

Solusi:

  • Lakukan olahraga ringan minimal 30 menit per hari (jalan kaki, yoga, bersepeda).

  • Kurangi konsumsi junk food dan makanan olahan.

    Baca Juga: Tips Sehat Jamaah Haji Hadapi Cuaca Ekstrim di Tanah Suci

  • Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol.

  • Atur waktu kerja dengan jeda istirahat aktif setiap beberapa jam.

Kapan Harus Waspada?

Jika kelelahan sudah berlangsung lebih dari dua minggu, tidak membaik meski sudah istirahat, atau disertai gejala lain seperti nyeri dada, napas pendek, atau penurunan berat badan drastis, segera konsultasi ke dokter. Bisa jadi kelelahan tersebut merupakan gejala dari kondisi serius seperti penyakit jantung, gangguan ginjal, atau bahkan kanker.

Tubuh yang terus-menerus terasa letih bukanlah hal yang boleh diabaikan. Meskipun penyebabnya bisa sesederhana kurang tidur atau stres, bisa juga menjadi sinyal bahwa tubuh sedang menghadapi masalah serius. Dengan mengenali lima penyebab utama – kurang tidur, stres, kekurangan nutrisi, gangguan hormon, dan gaya hidup tidak sehat – kita bisa mulai melakukan langkah kecil untuk memperbaiki kondisi tubuh secara menyeluruh.

Ingatlah bahwa tubuh kita seperti mesin: ia akan bekerja optimal jika dirawat dengan baik, diberi bahan bakar berkualitas, dan tidak dipaksakan melebihi kapasitasnya. Jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika tubuh terus-menerus memberi sinyal kelelahan yang tak kunjung hilang. Karena menjaga kesehatan adalah bentuk syukur atas karunia hidup yang telah diberikan.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

MINA Health
MINA Health
MINA Health