Kendaraan Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza Diserang Israel

Gaza, MINA – Tentara melepaskan tembakan ke arah iring-iringan kendaraan pengangkut bantuan yang sedang kembali dari Gaza utara pada jalur ditentukan militer Israel sendiri, Jumat (29/12).

Direktur Badan untuk Pengungsi UNRWA Thomas White mengatakan, tidak ada cedera yang dialami tim pengangkut bantuan. Meski demikian, salah satu kendaraan rusak.

“Tentara Israel menembaki konvoi bantuan saat kembali dari Gaza utara pada jalur yang telah ditentukan oleh militer Israel,” ujar Thomas White di .

“Kepala konvoi internasional dan timnya tidak mengalami cedera, tetapi salah satu kendaraan rusak,” tambah White.

Dia menekankan, pekerja bantuan seharusnya tidak menjadi target serangan. Selama serangan berbulan-bulan di Gaza, Israel telah menggempur rumah sakit, tempat tinggal, dan tempat , yang menurut hukum peperangan seharusnya tidak boleh diserang.

Baca Juga:  Hardiknas 2024, Ketum ICMI Berpesan Agar Masyarakat Terus Belajar

Ada juga laporan yang menyebutkan bahwa setelah memerintahkan warga sipil di Gaza utara untuk pindah ke selatan pada awal perang. Militer Israel kemudian menembaki mereka di jalur tersebut.

Serangan terhadap kendaraan pengangkut bantuan tersebut terjadi setelah belum lama ini Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi. Aljazirah melaporkan, resolusi tersebut disepakati setelah rancangan resolusi sebelumnya tak berhasil keluar pada sepekan terakhir karena Amerika Serikat melakukan lobi untuk melemahkan pernyataan mengenai seruan gencatan senjata.

Resolusi tersebut menyerukan langkah-langkah untuk menciptakan kondisi bagi penghentian permusuhan yang berkelanjutan. Resolusi disahkan pada Jumat (22/12/2023) dengan 13 suara mendukung dan tidak ada yang menentang. Sementara itu, AS dan Rusia abstain.

Baca Juga:  PBB: Terjadi 800 Serangan oleh Pemukim Israel di Tepi Barat Sejak 7 Oktober

Gelombang serangan Israel telah meluluhlantakkan Gaza, di mana 60 persen infrastruktur di wilayah kantung Palestina itu rusak atau hancur dan hampir 2 juta penduduknya mengungsi di tengah ketersediaan pangan, air bersih dan obat-obatan yang sangat terbatas.

Selain itu, UNRWA memperingatkan bahwa bantuan yang masuk ke Jalur Gaza tidak mencukupi sehingga menyebabkan 40 persen penduduknya “berisiko kelaparan” di tengah pembatasan akses masuk bantuan oleh Israel. UNRWA kembali memperingatkan bahwa wilayah kantong yang terkepung itu “bergulat dengan bencana kelaparan”.

Badan PBB itu juga mengulangi seruan “gencatan senjata ” di tengah serangan udara intens Israel di Gaza selama lebih dari 83 hari. “Setiap hari adalah perjuangan untuk hidup, mencari makanan serta air,” kata Thomas White di media sosial X–dulu Twitter.

Baca Juga:  Muslim Wajib Tahu, Asal Mula Nama Palestina

“Kenyataannya, kita membutuhkan lebih banyak bantuan. Satu-satunya harapan yang tersisa yakni gencatan senjata kemanusiaan,” kata dia.

Peringatan keras terbaru yang dikeluarkan badan PBB tentang bencana kemanusiaan yang terjadi di Gaza muncul ketika pasukan Israel terus menggempur wilayah tersebut, yang semakin memperburuk krisis kemanusiaan.

Sebanyak 80 persen lebih dari 2,4 juta penduduk Gaza diusir dari rumah mereka, kata PBB. Banyak dari mereka kini tinggal di tempat pengungsian sempit atau tenda darurat di ujung selatan, di Kota Rafah dan sekitarnya dekat perbatasan Mesir. (T/R4/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: kurnia

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.