Kanada, MINA – Kepala bantuan PBB, Martin Griffiths pada Senin (27/5) mengutuk serangan udara pendudukan Israel terhadap sebuah kamp pengungsi di kota Rafah di Gaza selatan, dengan mengatakan, “impunitas seperti itu tidak dapat dilanjutkan.”
Serangan udara pendudukan Israel di Rafah tadi malam dilaporkan menewaskan banyak orang, dan di antara mereka banyak perempuan serta anak-anak yang dibakar hidup-hidup,” tulis Martin Griffiths di X, seperti yang dikutip dari Anadolu Agency.
“Kami masih tidak dapat mengambil barang dari Kerem Shalom dalam jumlah yang dibutuhkan karena adanya hambatan dan pertempuran aktif,” katanya memerhatikan tantangan yang masih ada dalam menyalurkan bantuan ke Gaza.
Griffiths menyerukan tindakan segera untuk melindungi warga sipil dan memastikan keselamatan mereka, dengan mengatakan, “Impunitas seperti itu tidak dapat dilanjutkan. Lindungi warga sipil. Izinkan mereka mendapatkan keamanan. Izinkan mereka mendapatkan bantuan.”
Baca Juga: Hamas: Penggunaan Kelaparan sebagai Senjata adalah Kejahatan Perang
Setidaknya 45 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak syahid dan hampir 250 lainnya terluka dalam serangan pendudukan Israel di sebuah kamp pengungsi di Rafah pada hari Ahad.
Serangan itu terjadi di dekat pangkalan logistik badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) di Tal al-Sultan, kata Kantor Media Pemerintah yang berbasis di Gaza.
Pendudukan Israel telah membunuh lebih dari 36.000 warga Palestina di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
Operasi militer telah mengubah sebagian besar wilayah Gaza berpenduduk 2,3 juta orang menjadi reruntuhan, menyebabkan sebagian besar warga sipil kehilangan tempat tinggal dan berisiko kelaparan.
Baca Juga: Israel Evakuasi Penduduk di Sejumlah Kota Akibat Kebakaran Hutan
Serangan tersebut terjadi meskipun ada keputusan Mahkamah Internasional yang memerintahkan pendudukan Israel untuk menghentikan serangannya di Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada tanggal 6 Mei. (chy)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: 60 Hari Blokade Israel: Warga Palestina di Gaza Berjuang untuk Bertahan Hidup