Jakarta, MINA – Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro meresmikan pengembang pembangkit tenaga listrik swasta atau Independent Power Producer (IPP) Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) Siantan berkapasitas 15 Megawatt (MW) di Kabupaten Mempawah, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (24/9).
“Kami berharap peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) Siantan 15 MW yang menggunakan bahan baku ramah lingkungan ini dapat mendukung Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam memperbaiki bauran energi atau energy mix dan ketergantungan terhadap fossil fuel,” katanya.
Peresmian PLTBm pertama di Kalimantan Barat ini turut disaksikan Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji dan Bupati Mempawah Gusti Ramlana. PLTBm Siantan menggunakan bahan bakar dari energi baru terbarukan seperti cangkang kelapa sawit dan kayu, sekam padi, tongkol jagung, ampas tebu, serbuk kayu dan limbah pertanian lainnya.
Listrik yang dihasilkan PLTBm Siantan tersebut nantinya akan disalurkan melalui jaringan 20 kilo Volt (kV) milik PLN sepanjang 5,6 kilometer sirkuit (kms) dari titik interkoneksi Gardu Induk (GI) Siantan ke Sistem Khatulistiwa. Saat ini, Sistem Khatulistiwa melayani pelanggan PLN di Pontianak, Kubu Raya, Mempawah, Singkawang, Pemangkat, Sambas dan Bengkayang, dengan daya mampu rata-rata 341 MW dan beban puncak rata-rata mencapai 294 MW.
Baca Juga: Kota Semarang Raih Juara I Anugerah Bangga Berwisata Tingkat Nasional
PT Energi Infranusantara (EI), perusahaan yang bergerak di sektor energi terbarukan sekaligus anak perusahaan PT Nusantara Infrastructure Tbk (META), membangun PLTBm Siantan untuk memperkuat pasokan listrik daerah sekaligus berkontribusi dalam pengembangan infrastruktur pembangkit listrik energi baru terbarukan.
“Sebagai investor dan operator infrastruktur swasta lokal yang memiliki dan mengoperasikan beberapa bidang usaha infrastruktur yakni jalan tol, air minum, energi dan pelabuhan, PT Nusantara Infrastructure Tbk memiliki fokus pada pengembangan infrastruktur di Indonesia yang sejalan dengan visi pemerintah untuk mendukung percepatan pembangunan infrastruktur dengan menerapkan skema Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA),” tutur General Manager Corporate Affairs PT Nusantara Infrastructure Tbk Deden Rochmawaty.
Tantangan dalam penyediaan listrik di daerah pedalaman adalah pemilihan sumber energi, mengingat tidak semua pembangkit listrik dapat bekerja secara optimal di wilayah pedalaman. Salah satu kriteria utama untuk pembangkit di area ini adalah kemampuan untuk mengalirkan listrik secara stabil selama 24 jam (base-load). Jenis sumber energi yang dapat secara kompetitif mengalirkan listrik secara kontinyu adalah hidro, panas bumi, dan bio-energi, termasuk biogas dan biomassa.
“Proyek PLTBm Siantan ini diharapkan menjadi contoh konsep energi terbarukan berkelanjutan, serta dapat segera direplikasi ke daerah lain, hingga ke daerah 3T atau terdepan, terluar, dan tertinggal di Indonesia. Keseimbangan suplai energi dalam beberapa tahun mendatang menempatkan energi terbarukan sebagai energi utama dengan target 23 persen pada 2025 dan meningkat hingga 31 persen pada 2050,” tambah Menteri Bambang. (R/R10/P2)
Baca Juga: Banjir Rob Jakarta Utara Sebabkan 19 Perjalanan KRL Jakarta Kota-Priok Dibatalkan
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Banjir Rob Rendam Sejumlah Wilayah di Pesisir Jakarta Utara