Kepala Gereja Katolik Yerusalem Kutuk Penyerangan Esktrimis Yahudi di Restoran Armenia

, MINA – Kepala Gereja Katolik Yerusalem hari ini mengutuk serangan pemukim ekstrimis Yahudi di sebuah restoran Armenia di Lingkungan Kristen di kota Yerusalem yang diduduki.

“Tadi malam, sekelompok besar pemukim Israel, membawa bendera, bernyanyi dan berteriak, memasuki Gerbang Baru. Beberapa turis sedang duduk di sebuah restoran, menikmati suasana lingkungan yang damai, ketika tiba-tiba kelompok ini mulai mengganggu mereka dan menghancurkan kursi dan meja toko dan restoran yang terletak di sana,” kata Majelis Ordinaris Katolik di Tanah Suci dalam sebuah pernyataan persnya dilaporkan Wafa, Jumat (27/1).

Restoran tersebut diidentifikasi bernama Taboon Wine Bar.

“Kekerasan yang tidak beralasan ini menimbulkan ketakutan pada pemilik toko dan penduduk kawasan Kristen serta pengunjung.

Itu tidak berakhir sampai polisi datang, satu jam kemudian, dan membawa pergi para penyerang.

Polisi Israel, yang tiba di tempat kejadian satu jam kemudian, tidak melakukan penangkapan di antara para penyerang tersebut,” bunyi pernyataan tersebut.

Serangan itu, Majelis menambahkan, “hanya yang terbaru dari serangkaian episode kekerasan agama yang mempengaruhi simbol-simbol komunitas Kristen dan seterusnya.”

Majelis mengutuk serangan semacam itu dan menyatakan keprihatinan mereka “atas meningkatnya kekerasan di Kota Suci.

“Ini terjadi di jalan yang mengarah ke Makam Suci, tempat umat Kristen paling suci di dunia, dan di Kawasan Kristen yang menampung banyak biara dan gereja,” ungkap Majelis.

Mereka mengecam otoritas pendudukan Israel karena gagal mengambil langkah nyata untuk menghentikan kasus kekerasan pemukim ekstrimis Yahudi terhadap warga , termasuk warga Kristen.

“Adalah prioritas bahwa otoritas politik dan agama bekerja sesuai dengan tanggung jawab mereka sendiri untuk membawa kehidupan sipil dan agama kota kembali ke ketenangan yang lebih besar.

Yerusalem harus tetap menjadi tanah air orang-orang beriman dari semua agama dan tidak menjadi sandera kelompok radikal,” pungkasnya.

Kekerasan pemukim terhadap warga Palestina dan properti mereka rutin terjadi di Tepi Barat dan jarang dituntut oleh otoritas Israel.

Kekerasan pemukim antara lain meliputi pembakaran properti dan masjid, pelemparan batu, pencabutan tanaman dan pohon zaitun, penyerangan terhadap rumah-rumah yang rentan.

Ada lebih dari 800.000 pemukim Israel yang tinggal di permukiman kolonial di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. (R/R1/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)