Tel Aviv, MINA – Panglima Militer Israel Eyal Zamir menuding Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak memberikan arahan jelas terkait agresi militer di Jalur Gaza. Kritik ini muncul di tengah laporan ribuan meninggalkan unit tempur akibat trauma dan kriris mental.
Dalam laporannya kepada subkomite intelijen Knesset yang dikutip Anadolu Agency, Senin (15/9), Zamir mengatakan bahwa pemerintah tidak menyampaikan rencana konkret mengenai langkah selanjutnya.
“Perdana menteri tidak memberi tahu apa yang akan terjadi, jadi kami tidak tahu apa yang harus dipersiapkan,” ungkapnya, sebagaimana dikutip harian Yedioth Ahronoth, Senin (15/9/2025).
Zamir juga menyinggung kemungkinan pembentukan pemerintahan militer di Gaza. Ia mendesak agar keputusan tersebut disampaikan secara terbuka jika memang menjadi tujuan pemerintah.
Baca Juga: Trump: Saya Tidak akan Izinkan Israel Caplok Tepi Barat
Selain itu, ia mengkritik skema distribusi bantuan yang didukung AS melalui Gaza Humanitarian Foundation, yang menurutnya gagal meski jumlah pusat distribusi meningkat dari empat menjadi 12.
Di sisi lain, laporan Haaretz mengungkap krisis moral dan psikologis serius di tubuh militer Israel. Ribuan tentara disebut keluar dari unit tempur atau dipindahkan ke tugas non-tempur akibat trauma berat dan apa yang disebut sebagai cedera moral atau luka batin dari tindakan yang bertentangan dengan nilai pribadi.
Kesaksian tentara menyebut kasus penembakan anak-anak secara tidak sengaja, perintah menembak warga sipil di dekat konvoi bantuan, hingga maraknya percobaan bunuh diri di brigade tempur.
Kementerian Kesehatan Gaza menyebut serangan Israel di lokasi distribusi bantuan telah menewaskan lebih dari 2.400 warga Palestina dan melukai lebih dari 18.000 orang. Sementara itu, jumlah korban jiwa di Gaza sejak Oktober 2023 mendekati 65.000 orang.
Baca Juga: Israel Ancam Hentikan Armada Global Sumud Flotilla Menuju Gaza
Keluarga tawanan yang masih ditahan di Gaza serta oposisi menuduh Netanyahu memperpanjang perang demi kepentingan politik pribadinya. Saat ini diperkirakan masih ada 48 tawanan Israel, 20 di antaranya diyakini masih hidup. []
Mi’raj News Agency (MINA)