Baku, Azerbaijan, 4 Sya’ban 1434/13 Juni 2013 (MINA) – Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Ekmeleddin Ihsanoglu menuduh pendudukan Israel menyita sumber ekonomi dan air milik rakyat Palestina.
Ihsanoglu menyebutkan, pendudukan Israel mengontrol pajak, bea cukai, dan perdagangan serta semua sumber air Palestina yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Dia mengatakan, kebijakan pendudukan Israel adalah batu sandungan yang menghambat proses pencapaian ekonomi dan merusak semua prestasi sebelumnya yang dicapai melalui pembangunan lembaga-lembaga Palestina.
“Ini akan berdampak negatif terhadap stabilitas dan pembangunan,” kata Ihsanoglu seperti dilaporkan Midle East Monitor (MEMO) yang dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Di depan sebuah konferensi yang diselenggarakan di Baku, ibukota Azerbaijan yang difokuskan pada pembentukan jaringan keamanan keuangan Islam untuk mendukung Palestina, Ihasnoglu mengungkapkan, Israel menyita uang pajak dan pendapatan bea cukai Palestina. Hal itu akan memperparah kesulitan yang dihadapi pemerintah Palestina.
Pada sela konferensi yang diadakan pada Rabu (12/6), presiden Azerbaijan, Ilham Oleif, bertemu dengan Sekretaris Jenderal OKI. Oleif menyatakan pertemuan donor untuk recana strategis pengembangan kota Al-Quds, palestina sedang dilakukan oleh organisasi itu untuk meningkatkan hubungan di antara negara-negara Islam. Dia menekankan pentingnya solidaritas yang kuat di antara negara anggota OKI.
Oleif juga berterima kasih kepada upaya yang dilakukan OKI untuk mengadakan konferensi donor guna mempelajari rencana strategis untuk merenovasi kota suci Al-Quds dan membangun jaringan keamanan untuk mendukung Palestina.
Ihsanoglu meminta negara-negara anggota OKI, lembaga keuangan dan para donatur di dunia Islam untuk memobilisasi sumber daya keuangan yang diperlukan untuk pelaksanaan Rencana Strategis untuk Pengembangan Kota Al Quds, Palestina yang mencakup 12 sektor penting, dengan total biaya diperkirakan sekitar 499.160.000 dolar, sesuai dengan resolusi dari Konferensi KTT Islam yang diselenggarakan di Kairo pada Februari 2013 lalu.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Dia menyatakan, perlunya kebutuhan untuk mempertahankan dan menjaga karakter asli dari kota Al Quds, membantu penduduk Palestina untuk menikmati kehidupan yang layak dan untuk memungkinkan lembaga-lembaga kota itu berfungsi dengan baik, terutama pada tahap kritis yang ditandai dengan lonjakan tindakan ilegal oleh Israel terhadap kota Al-Quds yang melanggar hukum internasional dan Konvensi Jenewa Keempat.
Sekjen OKI mengatakan, beberapa tahun terakhir telah melihat keberhasilan aksi Islam bersama di forum-forum internasional, seperti pencapaian Palestina sebagai anggota penuh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) dan meningkatkan statusnya di PBB menjadi negara pengamat.
Namun, ia mengingatkan bahwa meskipun peran kunci yang dimainkan oleh OKI dalam arena politik internasional, perlindungan terhadap kota Al Quds memerlukan upaya khusus yang berkaitan dengan perkembangan di sana. Di mana fakta telah membuktikan bahaya besar menjulang bagi identitas Islam di kota Al Quds, yang diwakili dengan kebijakan “de facto” Israel dan rencana Yahudisai Kota dimana Masjid al-Aqsha berada.
Dia memusatkan perhatian pada kebutuhan untuk mendukung sektor pendidikan di kota Al Quds yang menderita kekurangan sumber daya keuangan. Di mana lebih dari sepuluh ribu siswa Palestina di Al-Quds Timur tidak dapat pergi ke sekolah.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Selain itu, pada sektor perawatan kesehatan, rumah sakit, dan klinik masyarakat akan mengalami kesulitan dalam hal kurangnya peralatan dan fasilitas dan oleh karenanya tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada warga Palestina.
Ihsanoglu menambahkan, sektor perumahan telah menjadi target melalui banyak pembatasan Israel yang bertujuan untuk menciptakan keunggulan demografis Yahudi di Al Quds.
Dia menunjukkan bahwa pada waktu penduduk Palestina membutuhkan setidaknya 1400 unit rumah per tahun, pembatasan Israel dengan tidak mengizinkan akses ke lebih dari 400 unit rumah. Pada saat yang sama, ribuan unit pemukiman ilegal Yahudi sedang dibangun di sekitar kota Al Quds.
Dalam kesempatan itu, Ihsanoglu mengucapkan terima kasih kepada Oleif atas inisiatif untuk menjadi tuan rumah konferensi donor yang mendukung perjuangan bangsa Palestina dan kota Al-Quds. “Dua hal ini adalah penyebab utama pembentukan OKI,” tegasnya. (T/P08/P02)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
Mi’raj News Agency (MINA)