Yerusalem, MINA – Kepala Layanan Keamanan Shin Bet, Ronen Bar, baru-baru ini berbicara dengan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, dan memperingatkan tindakan kerasnya di Yerusalem Timur dapat memicu kekerasan lebih luas, Channel 13 Israel melaporkan, Rabu (15/2).
Menurut Channel 13, Bar beberapa hari terakhir telah menghubungi Ben Gvir, setelah mendapat izin dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dalam sebuah langkah yang digambarkan oleh saluran tersebut sebagai “sangat luar biasa”, mencatat bahwa “pemimpin Shin Bet biasanya tidak bertemu menteri”. Demikian dikutip dari MEMO.
“Aktivitas Anda menciptakan perasaan pelecehan kolektif. Ini mengganggu Yerusalem [Timur] dan dapat menyebabkan gejolak yang luas pada waktu yang sensitif ini,” kata Bar kepada Ben Gvir.
Sementara itu, Ben Gvir menanggapi peringatan Bar dan membalas metode yang digunakan Bar di masa lalu tidak memberikan keamanan.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Channel mengatakan dinas keamanan Israel memperkirakan eskalasi keamanan telah menjadi tak terhindarkan di Yerusalem dan Tepi Barat yang diduduki, serta pertanyaan yang diajukan adalah tentang kemungkinan waktu eskalasi yang diperkirakan ini.
Menurut laporan Israel, Ben Gvir bahkan bentrok dengan Netanyahu dan Kepala Polisi Israel, Kobi Shabtai, setelah mereka menolak permintaannya untuk menghancurkan lebih banyak bangunan Palestina dan memperketat tindakan terhadap warga Palestina di Yerusalem.
Selama rapat kabinet Israel pada hari Ahad, Ben Gvir menuntut untuk menghancurkan sebuah gedung 14 lantai di kota As-Sawahra, sebagai pembalasan atas serangan di pemukiman Ramot; namun, Netanyahu menentang permintaan tersebut, meminta agar reaksi terhadap operasi run-over menjadi “moderat”.
Dalam sebuah pernyataan di akhir pertemuan, diputuskan untuk memperkuat polisi dan penjaga perbatasan di Yerusalem yang diduduki.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Pada hari Selasa, pemerintah Israel memutuskan mengerahkan lebih banyak pasukan polisi dan pasukan cadangan penjaga perbatasan di Yerusalem yang diduduki.
Sementara itu, laporan menunjukkan Shabtai menentang permintaan Ben Gvir mempercepat penghancuran rumah warga Palestina di Yerusalem Timur, karena kurangnya personel polisi yang cukup untuk melindungi dan mengamankan penghancuran.
Pada akhirnya, Shabtai memenuhi permintaan Ben Gvir untuk mengirim lebih banyak penjaga perbatasan dan pasukan polisi ke Yerusalem, sementara Netanyahu khawatir tindakan Ben Gvir akan memancing kritik internasional, terakhir ia mengatakan “bosan dengan kebijakan penahanan”.(T/R7/P2)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)