Yerusalem, MINA – Wartawati senior Shireen Abu Akleh, yang dibunuh oleh pasukan Israel pada Rabu (11/5/2022), semasa hidupnya memiliki kepedulian khusus terhadap sepakbola Palestina.
Issam Khalid, penulis tentang persepakbolaan Palestina menyebutkan hal itu melalui Palestine Chronicle, edisi Jumat (20/5).
Khalid pernah dihubungi secara pribadi oleh Shireen, pada November 2021, untuk wawancara tentang seputar sepakbola Palestina dan sejarahnya.
“Tentu saja, saya senang. Ia menunjukkan minat yang besar dalam wawancara yang berlangsung di sebuah hotel di Emeryville dekat San Francisco dan bertepatan dengan kunjungannya ke saudara laki-lakinya pada liburan Natal terakhir,” ujarnya.
Baca Juga: Senator AS Kecam Netanyahu Alihkan Isu Gaza Lewat Perang Iran
Wawancara dengan wartawan Al-Jazeera itu lanjutya, memakan waktu sekitar satu setengah jam dengan dua kamera dan beberapa lampu.
“Saya memberikan rasa hormat dan penghargaan atas wawancara tersebut,” imbuhnya.
Menurutnya, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Shireen menunjukkan bahwa dia sangat siap.
Ia mendapat informasi yang baik tentang olahraga dan sejarah olahraga Palestina, terutama sepakbola, ujar penulis buku Seratus Tahun Sepak Bola di Palestina tersebut.
Baca Juga: Update Genosida Israel di Gaza: 55.908 Syahid dan 131.138 Terluka
Shireen segera mulai mempersiapkan laporan dokumenter tentang olahraga di Palestina.
Shireen sangat antusias untuk menyelesaikan laporan tersebut, dengan mengungkapkan fakta sejarah yang tidak diketahui pemirsa.
Dalam laporannya, Shireen mengungkapkan dokumen bahwa di antara tim Palestina yang ambil bagian dalam kualifikasi Piala Dunia 1934 dan 1938 tidak ada pemain Arab.
Disebutkan, untuk bersaing dengan klub-klub Arab di negara-negara Arab tetangga, klub-klub Arab di Palestina harus mendapatkan izin dari Asosiasi Sepak Bola Palestina yang didominasi Israel yang mewakili Palestina di FIFA.
Baca Juga: Israel Bunuh 11 Warga Gaza Antre Bantuan, Termasuk 3 Anak
Sebagai wartawan senior, Shireen mengungkapkan dokumen yang menunjukkan manipulasi dan penipuan yang digunakan Zionis Israel untuk mendominasi arena olahraga dan meminggirkan orang-orang Arab.
Laporan Shireen sempat tertunda penyiarannya karena harus menulis beberapa laporan masalah konflik Rusia-Ukraina. Al-Jazeera pun menunda siarannya.
Issam Khalid sangat terkejut begitu mendengar kabar pada 11 Mei kemarin tentang pembunuhannya.
Ia sedang di Palestina saat itu, dan mengikuti pemakamannya dengan air mata kesedihan.
Baca Juga: Polisi Israel Cegah Ribuan Jamaah Hadiri Shalat Jumat di Masjid Al-Aqsa
Pemakaman itu terganggu oleh kebrutalan dan barbarisme tentara dan polisi Israel.
Pendudukan pada prosesi menuju pemakaman, menyerang rombongan pelayat, yang hampir memaksa pengusung peti mati terjatuh.
Bagi dunia olahraga terutama sepakbola Palestina, Shireen Abu Akleh akan dikenang atas usahanya menghasilkan laporan dokumenternya.
Menurut Al-Jazeera, laporan Shireen akan disiarkan dalam bentuk film dokumenter.
Baca Juga: Israel Larang Warga Shalat Jumat di Masjid Ibrahimi
Sebagai salah satu bentuk penghargaan dunia sepakbola Palestina, Klub Sepak Bola Shejaiya membawa spanduk solidaritas terhadao Shireen Abu Akleh dalam sebuah pertandingan, seperti didokumentasi Mahmoud Ajjour, fotografer The Palestine Chronicle, Jumat (20/5). (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Tutup Komplek Masjid Al-Aqsa untuk Jumat Kedua, Jamaah Dibatasi