Kepolisian Malaysia: Sekolah Tahfidz Ittifaqiyah Sengaja Dibakar

Kebakaran terjadi di Darul Quran Ittifaqiyah di Jalan Keramat Ujung Malaysia, pada Kamis (14/9) Pukul 5.15 waktu setempat.(Foto: Malaysia Kini)

Kuala Lumpur, MINA – Kepala Kepolisian Kuala Lumpur Datuk Amar Singh Ishar Singh melaporkan, tujuh remaja telah ditangkap karena sengaja membakar Sekolah Tahfidz Darul Quran Ittifaqiyah yang menewaskan 23 orang Kamis (14/9) lalu.

Awalnya pihak berwenang memperkirakan kejadian tersebut berasal dari korsleting arus pendek listrik namun penyelidikan lebih lanjut menemukan bahwa ada unsur kesengajaan pada kebakaran sekolah tahfidz yang berada di Jalan Keramat Ujung Kuala Lumpur, Malaysia itu.

Dia mengatakan, penyelidikan sejauh ini menunjukkan, para tersangka ketujuh remaja tersebut memang sengaja ingin membakar asrama akibat adanya selisih faham antara pelajar sekolah tahfidz itu.

Baca Juga:  UNRWA Tolak Tinggalkan Rafah

Mereka diyakini tinggal di dekat sekolah tahfidz tersebut, demikian sebagaimana laporan Malaysia Kini yang dikutip MINA.

Amar Singh mengatakan, ketujuh tersangka berusia antara 12 hingga 18 tahun ada yang masih bersekolah dan beberapa di antaranya tidak bersekolah. “Polisi juga menyita baju, celana dan motor yang dimiliki tersangka,” katanya dalam sebuah konferensi pers di Markas Besar Kepolisian Kuala Lumpur Sabtu malam (16/9).

Dia juga mengatakan, polisi memperoleh informasi dari kamera CCTV di daerah-daerah terdekat lokasi kejadian termasuk di Kantor Persatuan Pengguna Islam Malaysia (PPIM). Sebelumnya, media lokal melaporkan rekaman CCTV yang menunjukkan dua orang yang mengendarai sepeda motor sedang membeli bensin pada pukul 1.30 pagi, beberapa jam sebelum kebakaran pusat tahfidz itu.

Baca Juga:  Misi Dagang UEA di Indonesia Gali Potensi Peningkatan Perdagangan Non-Minyak

Amar Singh mengungkapkan, polisi menemukan dua tabung gas yang ditemukan di luar pintu asrama yang diambil dari lantai dasar. Tersangka juga diyakini telah secara sengaja mengunci pintu kamar asrama sebelum menempatkan kasur sebagai penghalang, setelah itu menempatkan tabung gas ke pintu kamar asrama santri dan guru.

Mereka kemudian menyalakan api dengan bantuan bensin.

Amar Singh mengatakan, polisi akan melakukan apa yang sesuai untuk penyelidikan tersebut, menyelesaikan laporan tersebut dan menyerahkannya kepada Jaksa Agung untuk memutuskan tindakan selanjutnya. “Di kepolisian tidak ada penangkapan lain yang akan dilakukan sejauh ini,” katanya.

Laporan menyebutkan, 21 pelajar dan dua guru menjadi korban meninggal terbakar di dalam ruang tingkat paling atas bangunan tiga lantai itu, pada Kamis (14/9) Pukul 5.15 waktu setempat.

Baca Juga:  UEA Datangkan Investor ke Jakarta, Targetkan Nilai Perdagangan Nonmigas Rp159 T

Sementara tujuh pelajar lainnya masih dirawat di Hospital Kuala Lumpur (HKL), empat di antaranya mengalami cedera serius, dan tiga lainnya terluka ringan.

Insiden kebakaran ini adalah insiden terburuk kedua yang melibatkan pusat studi Islam di negara tersebut setelah kebakaran bangunan asrama perempuan Madrasah Taufiqiah Al-Khairiah di Padang Lumat, Yan di Kedah pada 22 September 1989. Insiden tersebut menewaskan 27 santri. (T/R01/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.