Jakarta, 23 Ramadhan 1434/31 Juli 2013 (MINA) – Kerjasama Ma’had Al-Fatah Indonesia dengan Sekolah Menengah IMTIAZ Melaka Malaysia berhasil meluluskan 18 penghafal (Hafidz) Al-Qur’an selama tiga bulan.
Hal itu disampaikan Pimpinan (Mudir) Ma’had Al-Fatah Lampung, Lili Sholehuddin, M.Pd.I yang baru saja menyambut tiga orang Pengajar khusus Tahfidz Al-Qur’an yang hafal Al-Qur’an 30 juz, yaitu Ustadz Nasruddin bin Bisri, Ustadzah Nurul Qomariyah Binti Bisri, dan Ustadzah Ummul Mu’minat Binti Abdurahman Sholeh.
“Mereka baru pulang dari menyelesaikan tugasnya di Malaysia dalam program Akselerasi tahfidz (menghafal) Al-Qur’an ‘Taajul Waqar’. Alhamdulillah program ini sukses, kami berhasil mencetak 18 orang penghafal Qur’an hanya dalam waktu tiga bulan,“ kata Sholehuddin kepada wartawan Mi’raj News Agency (MINA), Selasa (30/7).
Menurutnya, pencapaian tersebut adalah sebuah prestasi yang patut mendapat apresiasi, mengingat tidak mudahnya menghasilkan penghafal Al-Qur’an apalagi dalam waktu yang relatif singkat.
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan
“Patut disyukuri, program ini sukses, bahkan dari pihak IMTIAZ Malaysia menyampaikan program akselerasi hafal Al-Qur’an ini mencatatkan sejarah pada Ma’had Tahfidz Qur’an pertama kalinya di Malaysia yang berhasil mencetak belasan penghafal Al-Qur’an hanya dalam waktu tiga bulan,“ ungkap Sholehuddin.
Pada Senin (8/4), Pondok Pesantren Al-Fatah Indonesia cabang Lampung, mengirimkan tiga pengajar Tahfidz Al-Qur’an untuk mengajarkan program khusus tahsin dan tahfidz Al-Qur’an di Sekolah Menengah IMTIAZ Melaka, Malaysia.
Pengiriman pengajar tahfidz Al-Qur’an tersebut merupakan hasil kesepakatan bersama antara Pesantren Al-Fatah Indonesia dengan Sekolah Menengah IMTIAZ Melaka, Malaysia. Kesepakatan bersama ditandatangani saat kunjungan delegasi Pesantren Al-Fatah Indonesia ke Malaysia, Rabu (9/1).
Pertukaran pengajar merupakan salah satu poin kesepakatan bersama antara Pesantren Al-Fatah Indonesia dengan Sekolah Menengah IMTIAZ Melaka, Malaysia.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Sementara Ustadz Nasruddin bin Bishri, ketua pengajar Tahfidz pada program Taajul Waqor Malaysia ini menyampaikan program tersebut diikuti oleh 30 orang santri berumur 13 tahun. “Kami memulai program ini dengan menyeleksi 70 orang santri kelas dua MTs, hanya terpilih 30 orang yang selanjutnya dapat mengikuti program akselerasi hafalan Al-Qur’an ini,“ Kata Nasruddin.
Sekolah Menengah IMTIAZ Melaka Malaysia merupakan sebuah sekolah agama yang terdaftar di bawah Jabatan Agama Islam Melaka (JAIM), Malaysia yang didirikan oleh Yayasan Ulul Albab Center of Excellence berpusat di Kuala Lumpur.
Sistem pendidikan IMTIAZ Melaka berkonsepkan gabungan dari Kurikulum pendididkan umum yang digabungkan dengan Program Al-Qur’an.
IMTIAZ Melaka merupakan sekolah yang mengedapankan Sains, terkenal dengan sebutan sekolah dengan 1000 program, Karena hampir setiap pekan kegiatan selalu padat termasuk kunjungan ke beberapa tempat, seperti ke kampus, Ma’had tahfidz dan lain-lain guna meningkatkan prestasi.
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
Dengan adanya kerjasama dengan Ma’had Al-Fatah, Sekolah Menengah IMTIAZ ingin menjadikan Al-Qur’an sebagai dasar dalam berbagai aktifitas. Santri bisa menjadi pilot, dokter, dan lain-lain, namun harus mempunyai dasar Al-Qur’an terlebih dahulu.
“Dimulai dari kelas satu setara satu Madrasah Tsanawiyah, target tiga tahun pertamanya adalah bisa menghafal 30 Juz Al-Qur’an. Tahun berikutnya, santri akan fokus pada mata pelajaran Akademik, namun dengan adanya program ini, IMTIAZ sangat bersyukur dan akan terus melanjutkan kerjasamanya dengan Ma’had Al-Fatah,“ tambah Nasruddin.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari kesungguhan 30 orang peserta dalam program tersebut. “Peserta sangat semangat sekali, dan terhitung cepat dalam menghafal, dalam waktu 10 menit, mereka bisa menghafal satu halaman, kadang harus menyita waktu istirahat kami karena mereka terus melakukan setoran hafalan di luar jadwal,“ Kata Nasruddin.
IMTIAZ Melaka mengenal pesantren Al Fatah saat pertemuan Konferensi Internasional untuk Pembebasan Al-Quds dan Palestina yang berlangsung di Hotel Savoy Homan, Jalan Asia Afrika Bandung pada Juli 2012 lalu, di mana salah satu Pembinanya, DR. Rahimah Embong menjadi salah satu peserta Konferensi tersebut.
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia
Dari pertemuan itu, IMTIAZ Melaka tertarik untuk melanjutkan silaturahmi dan kerjasama dengan pesantren Al-Fatah Indonesia yang dibina oleh Imaam Jamaah Muslimin, Muhyidin Hamidy.
Pesantren Al Fatah Indonesia sendiri didirikan pada 1980 dan telah memiliki jaringan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pesantren itu kini telah memiliki 23 pondok pesantren dengan total santri mencapai 30 ribu orang.
Sebagai pusat pendidikan Islam terpadu, Pesantren Al-Fatah Indonesia menyelenggarakan program pendidikan dari tingkat PAUD, TK, MI, MTs, MA, hingga STAI, dalam rangka mempersiapkan generasi pelanjut amanah risalah Islam bagi kemakmuran seluruh alam.
Di samping itu, sebagai tuan rumah Konferensi Internasional Pembebasan Al-Quds dan Palestina, Al-Fatah Indonesia telah membina hubungan baik dengan sejumlah perguruan tinggi di Palestina, salah satunya Universitas Islam Gaza (UIG) dan Ma’had Tahfidz Al-Qur’an di Gaza, Daar Al-Qur’an Al-Karim wa Sunnah, serta LSM pendukung Palestina di negara-negara Timur Tengah lainnya.
Baca Juga: Longsor di Salem, Pemkab Brebes Kerahkan Alat Berat dan Salurkan Bantuan
Tahfidz Al-Qur’an, Program Unggulan Al-Fatah Indonesia
Dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas penghafal Al-Qur’an, pesantren Al-fatah Indonesia bekerjasama dengan Lembaga Tahfidz Al-Qur’an Ma’had Daar Al-Qur’anul Karim was Sunnah Gaza, Palestina secara rutin menyelenggarakan program akselerasi penghafal Al-Qur’an “Taajul Waqar”.
Taajul Waqar artinya Mahkota Kejayaan, merupakan program akselerasi (percepatan) sejenis pesantren kilat 1-2 bulan pada musim liburan, khusus untuk menghafal Al-Qur’an. Program ini secara rutin diselenggarakan di Jalur Gaza, Palestina, pada masa liburan sekolah. Tahun lalu sejumlah 24 ribu anak-anak hingga dewasa diwisuda pada program yang dipimpin Syeikh Abdurrahman Yusuf Al-Jamal Al-Hafidz, yang memiliki sanad tahfidz Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Program singkat ini pertama kali dikenalkan di luar Palestina, diselenggarakan di Pesantren Al-Fatah Muhajirun, Natar, Lampung Selatan, 1 Januari hingga 27 Februari 2012. Pada program akselerasi menghafal Al-Qur’an perdana itu telah mewisuda 205 santri hafidz Al-Qur’an selama program dua bulan.
Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman
Pusat kegiatan direncakan dilaksanakan di Pesantren Al-Fatah Indonesia Lampung dan Bogor, serta akan dikembangkan program serupa di seluruh pesantren Al-Fatah di seluruh wilayah di Indonesia dan pesantren atau lembaga pendidikan lainnya di Indonesia dan di Malaysia.
Khusus program tahfidz Al-Qur’an sebagai unggulan, telah meraih prestasi baik dalam bidang akademik maupun nonakademik. Puluhan lulusan tahfidz Al-Qur’an sebagian dikirim ke berbagai lembaga tahfidz Al-Qur’an untuk mengembangkan ilmunya, seperti ke Padang, Jawa Barat, dan Malaysia. Sebagian lainnya melanjutkan studi di Timur Tengah.
Pesantren Al-Fatah Indonesia membuka kesempatan kerjasama dengan berbagai lembaga pendidikan dan organisasi keislaman dalam program menghafal Al-Qur’an. Pengurus yang berminat dapat menghubungi Al-Fatah pusat Cileungsi, Bogor 021-82496953, atau Al-Fatah cabang Lampung 0721-91136. (L/K01/P02/R2).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan