Gaza, MINA – Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Palestina, Naji Sarhan, mengatakan pada Senin (12/7), total kerugian dan kerusakan di Jalur Gaza sebagai akibat dari agresi Israel terbaru mencapai AS$ 479 juta atau senilai Rp6,93 triliun.
Sarhan menambahkan selama konferensi pers, tim pemerintah bekerja untuk mencatat kerusakan sesuai dengan rencana dan kebijakan kerja yang disetujui oleh Bank Dunia.
Kerugian tersebut dibatasi pada tiga bagian utama, yaitu kerusakan langsung, kerugian langsung, dan kerugian tidak langsung, PIC melaporkan.
Ia mencontohkan, total kerugian itu tersebar di tiga sektor; sektor perumahan dan infrastruktur mencapai 61% sedangkan sektor pembangunan ekonomi sebesar 33% dan sektor pembangunan sosial sebesar 7%.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Ketua Komite Pemerintah Tinggi untuk Rekonstruksi Gaza berterima kasih kepada Bank Dunia, PBB dan Uni Eropa karena telah menyelesaikan laporan penilaian cepat awal tentang kerusakan agresi dan kebutuhan di Jalur Gaza.
Dia menekankan, komite meminta partisipasi semua pihak di wilayah kantong yang terblokade dalam rencana rekonstruksi dan pembangunan.
“Tantangan terbesar yang diperlukan dari komunitas internasional adalah untuk menghentikan serangan berulang Israel di Gaza dan menyediakan dana yang memadai untuk memungkinkan rakyatnya menjalani kehidupan yang layak dalam damai,” tambah Sarhan.
Dalam laporan tersebut, komite mempublikasikan visinya untuk rekonstruksi Gaza yang meliputi pembukaan penuh penyeberangan, masuknya bahan bangunan dan penolakan mekanisme rekonstruksi yang diterapkan setelah serangan Israel pada musim panas 2014.(T/R1/P1)
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel