Yerusalem, MINA – Kerusuhan melanda di sejumlah lokasi di Israel dalam dua pekan terakhir. Setidaknya dilaporkan ada belasan orang tewas akibat kerusuhan tersebut.
Laporan Times of Israel, terakhir dilaporkan ada dua pria tewas dalam insiden terpisah di Israel Rabu (23/6) malam sehingga jumlah kematian akibat kekerasan di seluruh negeri menjadi 14 orang selama dua pekan terakhir.
Laporan menyebutkan, seorang pria berusia 20-an ditembak dan dibunuh di kota utara Umm al-Fahm. Dia dibawa ke rumah sakit Emek di Afula dengan luka kritis dan dokter kemudian mengumumkan kematiannya. Polisi melakukan penyelidikan atas insiden tersebut.
Seorang pria lain berusia 40-an ditikam sampai mati di kota selatan Eilat. Petugas medis menemukannya tak bernyawa di dekat taman. Seorang warga Eilat berusia 45 tahun ditahan sehubungan dengan apa yang digambarkan polisi sebagai “insiden kekerasan.”
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
Pembunuhan tersebut membuat jumlah korban tewas warga Israel dalam dua pekan terakhir menjadi 14 orang. Mayoritas dari mereka berasal dari komunitas Arab.
Jumlah orang Arab yang terbunuh di Israel dalam serangan kekerasan dan insiden kriminal pada tahun 2022 mencapai 45, menurut Inisiatif Abraham, sebuah organisasi nirlaba Yahudi-Arab yang berkampanye menentang kekerasan interpersonal antara warga Arab dan Yahudi di Israel.
Sebelumnya menurut laporan i24 News pada Selasa (21/6), Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan seorang pria meninggal setelah ditikam oleh seorang pemukim Israel di Tepi Barat. Divisi Tepi Barat Polisi Israel mengatakan, pihaknya melakukan penyelidikan setelah konfrontasi itu tetapi tidak ada penangkapan yang dilakukan.
Selanjutnya, seorang pria Israel berusia 40 tahun ditangkap karena dicurigai terlibat dalam pembunuhan. Perintah pembungkaman telah lakukan atas pelaporan kasus tersebut, membatasi rincian yang dipublikasikan.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Komisaris Polisi Israel, Kobi Shabtai baru-baru ini mengumumkan pengurangan kursus pelatihan untuk petugas polisi baru dari tujuh bulan menjadi tujuh pekan, karena kekurangan tenaga kerja.
Menurut laporan, sekitar 600 petugas meninggalkan jabatan mereka pada tahun 2021, dengan adanya peningkatan pengawasan terhadap perilaku polisi dan kerusuhan di masyarakat Israel. Disebutkan hal itu menjadi alasan yang populer untuk pengunduran diri dari jabatan. (T/B04/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya