Canberra, 27 Muharram 1437/9 November 2015 (MINA) – Kerusuhan meletus di pusat penahanan imigrasi di pulau Christmas, Australia, setelah seorang tahanan yang mencoba melarikan diri dari kamp meninggal.
Dalam pernyataannya, Senin (9/11), Pusat Imigrasi mengatakan, para petugas bekerja mengatasi situasi tersebut dan membantah laporan terjadinya kerusuhan berskala besar.
Seorang tahanan berkebangsaan Selandia Baru mengatakan, bagian dari pusat penahanan telah dibakar, benda-benda dihancurkan dan dinding telah dirusak, Press Tv melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Menurut advokat pengungsi, kerusuhan pecah setelah para tahanan menggelar protes damai usai kematian pencari suaka di kamp.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Pengungsi yang diidentifikasi bernama Fazel Chegeni, dilaporkan adalah seorang Kurdi Iran. Mayatnya ditemukan di bagian bawah tebing di pulau. Dia berhasil lolos dari pusat penahanan selama akhir pekan. Penyebab kematiannya masih belum diketahui.
Berdasarkan keputusan kontroversial, Australia mengirim pencari suaka ke Pulau Christmas, Pulau Manus di Papua Nugini dan Nauru di Pasifik Selatan, di mana para pencari suaka ditempatkan dalam kondisi yang tidak manusiawi.
Pemerintah Australia telah berada di bawah kritikan dalam beberapa tahun terakhir karena kebijakan imigrasinya yang ketat dan perlakuan kasar terhadap para pengungsi.
Langkah ketat itu menghentikan para manusia perahu pencari suaka untuk mencapai pantainya dan menolak memukimkan mereka yang tiba melalui laut.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Pencari suaka akan dipulangkan kembali ke negara asal mereka berangkat atau mengirimkannya ke Nauru atau Papua Nugini meski itu bertentangan dengan norma-norma internasional. (T/P002/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai