Sabar memang kata singkat yang mudah diucapkan namun tidak semudah membalikkan telapak tangan dalam mengamalkan di kehidupan sehari-hari. Sabar memerlukan kedewasaan ruhiyah atau jiwa dalam mengamalkannya. Karena itu sabar jika bisa dilakukan terutama bagi seorang istri akan membuahkan berjuta kebaikan.
Mengapa seorang istri harus sabar? Karena dengan kesabaran seorang istri lah sejatinya sebuah rumah tangga bisa menjadi rumah tangga yang penuh dengan kebahagiaan dan harmonis. Dengan sabar pula suami dan anak-anak akan merasakan kenyamanan tinggal di rumah.
Dalam konteks rumah tangga, kesabaran seorang istri dalam menghadapi kekurangan suaminya memiliki nilai yang mendalam, baik dari segi syariat Islam maupun psikologi modern. Ucapan Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah di atas memberikan arahan yang jelas dan bijak tentang bagaimana seorang istri sebaiknya bersikap dalam menghadapi situasi yang tidak ideal. Berikut adalah ulasan ilmiah dan syari yang membahas topik ini lebih mendalam.
Dalam Islam, sabar memiliki makna yang luas, termasuk kemampuan untuk menahan diri dari keluh kesah, tetap teguh dalam ketaatan, dan menerima takdir Allah dengan lapang dada. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Qs. Al-Baqarah: 153). Bagi seorang istri, kesabaran ini diwujudkan dalam keteguhan untuk menjalankan kewajibannya meskipun menghadapi kekurangan dari suami.
Baca Juga: Muslimat dan Dakwah, Menyebarkan Kebaikan Lewat Akhlak
Kesabaran seorang istri dalam rumah tangga bukan hanya perilaku pasif, melainkan bentuk ibadah yang bernilai tinggi di sisi Allah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang bersabar.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dengan bersabar, seorang istri meraih pahala yang terus mengalir selama ia tetap menjalankan perintah Allah dan hak-hak suaminya.
Secara psikologis, kesabaran dapat meningkatkan ketahanan emosional. Menurut teori resilience dalam psikologi, kemampuan seseorang untuk bertahan dalam situasi sulit membantu membangun karakter yang lebih kuat dan stabil. Seorang istri yang sabar cenderung lebih mampu mengelola stres dan memiliki ketenangan jiwa.
Kesabaran istri berperan penting dalam menjaga keharmonisan rumah tangga. Ketika konflik terjadi, reaksi yang sabar dapat meredakan ketegangan dan mencegah perpecahan. Allah menganjurkan sikap lembut dan bijak dalam menghadapi pasangan, “Dan bergaullah dengan mereka secara patut.” (Qs. An-Nisa: 19).
Para istri Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah teladan kesabaran. Misalnya, Aisyah radhiyallahu ‘anha menunjukkan kesabaran ketika menghadapi fitnah berat (Haditsul Ifki). Keimanan dan kesabarannya akhirnya membersihkan namanya dan meningkatkan kedudukannya di sisi Allah. Kisah ini mengajarkan bahwa kesabaran akan membawa keadilan dan kemuliaan.
Baca Juga: Belajar dari Ibunda Khadijah RA, Teladan untuk Muslimah Akhir Zaman
Syariat Islam menetapkan hak dan kewajiban suami-istri. Meskipun suami kurang dalam memenuhi hak istri, seorang istri yang sabar tetap berupaya memenuhi kewajibannya. Ini sesuai dengan prinsip ihsan (berbuat baik) yang diajarkan dalam Islam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai orang yang apabila melakukan sesuatu, ia melakukannya dengan baik.” (HR. Muslim).
Kesabaran dalam menunaikan hak suami disertai dengan pengharapan kepada Allah akan mendatangkan pertolongan. Allah Ta’ala berjanji dalam Al-Qur’an, “Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberinya jalan keluar.” (Qs. At-Talaq: 2). Keimanan bahwa Allah akan memberikan solusi adalah penguat mental bagi seorang istri.
Ketika seorang ibu bersikap sabar, ia memberikan contoh positif kepada anak-anaknya. Anak-anak belajar menghadapi kesulitan dengan lapang dada dan percaya pada ketetapan Allah. Ini membentuk generasi yang lebih kuat dan berakhlak mulia.
Studi menunjukkan bahwa kesabaran dapat menurunkan tingkat stres dan mencegah penyakit seperti hipertensi, depresi, dan gangguan jantung. Dengan demikian, kesabaran tidak hanya bernilai spiritual tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan fisik.
Baca Juga: Muslimah: Kekuatan Lembut Penggerak Perubahan
Dalam perspektif akhirat, kesabaran adalah investasi pahala yang besar. Seorang istri yang bersabar dalam menghadapi ujian rumah tangga akan mendapatkan balasan di surga. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika seorang wanita menjaga shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya, dan menaati suaminya, niscaya ia akan masuk surga.” (HR. Ahmad).
Kesabaran istri dalam menghadapi kekurangan suami memiliki nilai yang tinggi dari segi syariat Islam dan ilmu pengetahuan. Dengan kesabaran, istri tidak hanya meraih ketenangan hidup dan pahala dari Allah, tetapi juga menjaga kesehatan mental, fisik, dan keharmonisan rumah tangga. Inilah jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat yang hakiki.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Di Balik Hijab, Ada Cinta