Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kesaksian Baru Tahanan Gaza Ungkap Kondisi Mengerikan di Penjara Israel

Rana Setiawan Editor : Widi Kusnadi - 4 jam yang lalu

4 jam yang lalu

0 Views

Warga Palestina yang ditangkap di Gaza diperlakukan tidak manusiawi oleh pasukan penjajah Zionis Israel.(Foto: WAFA)

Ramallah, MINA – Kesaksian baru dari tahanan asal Gaza yang ditahan di Penjara Naqab telah dirilis oleh Masyarakat Tahanan Palestina (PPS) dan Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina. Kesaksian tersebut mengungkap penggunaan penyiksaan secara sistematis oleh penjajah Zionis Israel sebagai senjata perang.

Dalam laporan Kantor Berita WAFA dikutip MINA, Jumat (3/1), kesaksian tersebut menggambarkan kekejaman dan dehumanisasi yang terus dialami para tahanan, mencerminkan tingkat kekerasan ekstrem yang dilakukan oleh pasukan penjajah Zionis Israel.

Selain itu, laporan itu menyoroti krisis kesehatan yang sedang berlangsung di dalam penjara, termasuk penyebaran penyakit kudis yang digunakan sebagai bentuk penyiksaan.

Sebagian besar tahanan melaporkan tubuh mereka dipenuhi luka dan borok akibat infeksi kudis. Banyak dari mereka terlihat menggigil, terutama yang ditempatkan di bagian tenda penjara, di mana suhu dingin memperburuk penderitaan mereka.

Baca Juga: Serbu Rumah Sakit Indonesia, Tentara Israel Perintahkan Evakuasi Segera

Para tahanan tersebut terus menghadapi kondisi yang tak terbayangkan, mulai dari penyiksaan fisik, penghinaan, hingga kekurangan kebutuhan dasar sejak awal penahanan.

Komisi dan PPS menekankan, kesaksian tersebut adalah bagian dari serangkaian laporan yang menunjukkan pola penyiksaan sistematis, khususnya terhadap tahanan Gaza.

Laporan ini muncul di tengah meningkatnya jumlah kematian tahanan Palestina, khususnya dari Gaza, dengan 54 korban tewas sejak awal genosida yang dilakukan Israel. Banyak tahanan lainnya, terutama dari Gaza, masih belum diketahui keberadaannya dan diduga tewas dalam keadaan misterius.

Salah satu tahanan, yang hanya diidentifikasi dengan inisial (M.R.), menceritakan pengalaman mengerikannya selama penahanan pada Maret 2024. Dia ditahan di Kota Sheikh Zayed dan langsung mengalami penyiksaan brutal sejak saat penahanan.

Baca Juga: Angka Bunuh Diri Tentara Israel Terus Meningkat

Dia dijelaskan dipasung, ditutup matanya, dan tidak diizinkan bergerak selama 24 jam sehari. Selama interogasi, dia mengalami penyiksaan fisik berat dan dipaksa menandatangani pengakuan palsu.

Penyebaran kudis di Penjara Naqab semakin memperburuk kondisi tahanan, menyebabkan banyak di antara mereka tidak bisa tidur karena rasa gatal dan ruam yang parah.

Kesaksian serupa juga datang dari tahanan lain, (M.H.), yang ditahan di Rumah Sakit Kamal Adwan. Dia mengalami penyiksaan fisik berat selama 24 jam tanpa henti, termasuk penghinaan seperti disiram dengan air limbah dan urin.

Penahanannya berlangsung selama 27 hari dalam kondisi yang sangat buruk, di mana dia terus-menerus dipaksa berlutut, diborgol, dan ditutup matanya. Dia menggambarkan pengalaman ini sebagai “merasakan kematian saat sedang hidup” di Penjara Naqab.

Baca Juga: Satu Lagi Wartawan Syahid di Gaza oleh Serangan Israel

Beberapa tahanan melaporkan, kudis terus menyebar di antara mereka, dengan banyak yang menderita borok dan ruam yang menyakitkan. Salah satu tahanan, (H.R.), yang ditahan pada November 2024, menjelaskan bagaimana dia disiksa dengan air panas sebelum dipindahkan ke Penjara Naqab, di mana krisis kesehatan semakin memburuk akibat kudis.

Kesaksian lain datang dari tahanan (A.N.), yang mengatakan bahwa kondisi di penjara begitu tak tertahankan sehingga kematian tampak sebagai kelegaan.

Dia menggambarkan dinginnya cuaca, pakaian yang tidak memadai, kekurangan makanan, dan dampak menghancurkan dari wabah kudis yang telah merenggut kesehatan banyak tahanan.

Tahanan (J.S.) menceritakan perjuangannya melawan kudis, dengan seluruh tubuhnya dipenuhi luka. Dia mengatakan bahwa dia tidak lagi bisa berjalan atau berdiri akibat rasa sakit yang luar biasa dan komplikasi kesehatan lainnya akibat kondisi penyiksaan.

Baca Juga: Pengadilan Israel Batalkan Aturan Kekebalan Penyelidikan terhadap Ben-Gvir

Dia juga mengenang penderitaan syahid Ashraf Abu Warda, yang meninggal pada 29 Desember 2024. Abu Warda, yang berbagi sel dengannya, sangat menderita akibat kondisi buruk tersebut hingga kehilangan kemampuan untuk berbicara, mengingat, dan bahkan berdiri sebelum kematiannya.

Dalam kesaksian lainnya, tahanan (S.A.) mengungkapkan bahwa pihak penjara sengaja menyita kasur di pagi hari dan baru mengembalikannya pada malam hari, kadang-kadang terlambat hingga tengah malam, membuat para tahanan harus bertahan di suhu dingin yang membekukan.

Kisah-kisah ini menggambarkan penderitaan mendalam yang dialami tahanan Palestina di penjara-penjara Israel, mencerminkan kekejaman sistematis yang melanggar hak asasi manusia dan hukum internasional.[]

 

Baca Juga: 50 Ribu Jamaah Shalat Jumat di Masjidil Aqsa

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda