Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kesehatan dan Waktu Luang

Bahron Ansori - Jumat, 7 Oktober 2016 - 14:07 WIB

Jumat, 7 Oktober 2016 - 14:07 WIB

1070 Views

Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA

Bicara soal waktu, Rasulullah saw pernah berkata, “Dua perkara yang kebanyakan manusia tertipu dengannya, nikmat kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari Muslim).

Ibnu Jauzy rh berkata, “Kadang–kadang manusia dalam kondisi sehat akan tetapi tidak punya waktu luang karena sibuk mencari ma`isyah (kerja). Kadang–kadang ia berkecukupan (sehingga punya waktu luang) akan tetapi tidak memiliki kesehatan. Ketika berkumpul keduanya (kesehatan dan waktu luang) maka rasa malas untuk melakukan ketaatan menguasai dirinya, sehingga ia menjadi orang yang tertipu.

Dunia adalah ladang dan tempat perniagaan yang akan nampak keberuntungannya di kehidupan akhirat. Siapa yang menggunakan waktu luang dan kesehatannya untuk taat kepada Allah, maka dia akan bahagia. Siapa yang menggunakan keduanya untuk maksiat kepada Allah Swt maka ia orang yang tertipu, karena waktu luang itu akan digantikan dengan kesibukan, dan sehat akan digantikan dengan sakit.” (Fathul Baari).

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Asy Syaikh Ubaid Al Jaabiri Hafizahullahu menjelaskan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Al Qur’an itu akan menjadi hujjah bagimu (membelamu) ataukah akan menjadi hujah atasmu (membinasakanmu).”

Waktu yang kita habiskan di dunia, tidaklah terlepas dari dua perkara, apakah kita orang yang mengamalkan Al Quran, beriman dengannya, beramal terhadap–ayatNya yang muhkam (jelas), mengimani ayat yang mutasyabih (samar), dan kita menghalalkan yang halal, mengharamkan yang haram, maka dengan ini semua Al Quran akan menjadi hujah yang akan membela kita. Atau sebaliknya dari itu semua, maka Al Quran akan menjadi hujah yang akan membinasakan kita.” (Ahamiyatul Wakti Fi Hayatil Muslim).

Waktu adalah kehidupan itu sendiri, artinya waktu yang dilalui manusia saat ia lahir hingga wafat. Dari definisi ini bias disimpulkan bahwa orang yang banyak menyia-nyiakan waktunya berarti dia sudah memotong sendiri usianya dalam kehidupan ini. Dia sudah membuang separuh masa kehidupannya.

Al-Hasan al-Bashri berkata,

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

يَاابْنَآدَم،إنَّمَاأنْتَأيَّامٌ !،فَإذَاذَهَبَيَوْمٌذَهَبَبَعْضُكَ

“Wahai Bani Adam (manusia), sesungguhnya Anda hanyalah “kumpulan hari-hari”, maka jika hari telah berlalu berarti telah berlalu sebagian dirimu.” (Hilyatul Awliya’, 2/148, Darul Kutub Al ‘Arobi).

Membuang dan menyia-nyiakan waktu bukan untuk menggapai cita-cita sukses dunia akhirat, sama saja dengan membunuh diri sendiri. Waktu begitu berharga dan mahal untuk dibiarkan begitu saja, wallahua’lam. (R02/P001)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

 

Rekomendasi untuk Anda

MINA Health
Indonesia
Internasional
MINA Health
MINA Health