Jakarta, 1 Jumadil Akhir 1437/10 Maret 2016 (MINA) – Anggota Komisi X DPR, Jefirstson Riwu Kore menilai bahwa Pemerintah masih memandang sebelah mata kesejahteraan guru honorer. Padahal, guru memegang peranan penting dalam menentukan kualitas pendidikan Indonesia.
“Bagaimana kita mau menjadikan bangsa ini sebagai bangsa yang besar, jika banyak guru honorer yang masih susah. Kita tidak mungkin memaksakan kepada guru honorer itu,” kata Jefri, di sela-sela RDP dengan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di Gedung Nusantara I DPR RI, Senayan, beberapa waktu lalu, demikian laporan dari laman resmi DPR RI yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Politisi F-PD itu menegaskan, Pemerintah harus memperkuat sumber daya manusia (SDM) guru, melalui berbagai pelatihan. Guru-guru juga diberikan kesempatan untuk meningkatkan pendidikannya, dengan adanya kesempatan mendapatkan beasiswa.
“Jika guru-guru tidak diperhatikan, kualitas pendidikan kita hancur. Kita tidak sanggup menghadapi persaingan bebas,” ujar Jefri.
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Jika kesejahteraan guru mendapat perhatian, dan SDM guru juga semakin kuat, politisi asal dapil Nusa Tenggara Timur itu yakin, kualitas pendidikan semakin baik. Menurutnya, anak-anak jadi memiliki landasan yang kuat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.
“Guru honor itu sangat penting, tapi kita kurang menghargai mereka. Guru ini itu menjadi landasan yang kuat bagi anak didiknya. Anak-anak dapat menjadi baik jika landasannya juga baik,” tuturnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata mengatakan, saat ini tenaga honorer guru sebanyak 1,163 juta. Untuk mengangkat tenaga honorer KII ini, tidak dapat diangkat secara langsung sebagaimana amanat UU Aparatur Sipil Negara.
Ia menjelaskan, sebetulnya ada kenaikan insentif guru honorer pada tahun ini. Tahun ini, insentif guru sebesar Rp 389 miliar, dibanding tahun lalu hanya sebesar Rp 155 miliar.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
“Kami juga memiliki Program SM3 T untuk guru garis terdepan. Sebanyak 3000 orang dengan anggaran 107 miliar pada tahun 2016. Dimana pada tahun 2015 hanya nol anggaran,” jelas Sumarna. (T/P006/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat