Jakarta, 7 Jumadil Akhir 1437/16 Maret 2016 (MINA) – Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kemendikbud, Supriano mengatakan bahwa kesenjangan Gender dalam peserta didik terutama perempuan menjadi penyebab terhalangnya kesempatan mengenyam pendidikan tinggi.
“Perempuan sulit mengenyam pendidikan tinggi dan memiliki kesempatan untuk lebih maju,” kata Supriano pada acara diskusi bertemakan ‘Memastikan Kesetaraan Gender dalam Pendidikan’ di Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, Rabu (16/3).
Menurutnya, hal ini menjadi penyebab mengapa banyak masyarakat yang ada di daerah mendorong anak perempuannya untuk menikah muda.
Supriano menilai bahwa keputusan orang tua mereka yang mengarahkan anaknya untuk kawin muda dengan meninggalkan pendidikan adalah kesalahan.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Kepala Biro Perencanaan Kerjasama Luar Negeri Kemendikbud, Suharti mengatakan bahwa jumlah pelajar di tingkat Sekolah Dasar (SD) didominasi oleh laki-laki.
Namun, pada tingkat menengah laki-laki lebih memilih bekerja dibanding sekolah. “Bukan karena kurang senang untuk sekolah, tapi alasan kemiskinan dan ketidakmampuan membeli peralatan sekolah juga jadi penyebab mereka tidak melanjutkan sekolah,” katanya.
Berdasarkan data Kemendikbud, jumlah siswa SD berjenis kelamin laki-laki sebanyak 13.572.706 dan perempuan sekitar 12.431.427.
Sementra itu untuk jenjang pendidikan tingkat SMP, berjenis perempuan sebanyak 4.942.977 dan laki-laki berjumlah 5.117.428. Sementara pada tingkat SMA, laki-laki berjumlah 1.966.351 dengan angka perempuan sekitar 2.445.584.(L/P004/R05)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain