Jakarta – Pemerintahan Bali akan mengerahkan seluruh komponen masyarakat agar dapat mensukseskan pertemuan tahunan International Monetery Fund – World Bank (IMF-WB) yang akan digelar di Nusa Dua, Bali, Oktober mendatang, demi turut mengangkat nama Indonesia di mata dunia.
Hal itu disampaikan Gubernur Bali I Wayan Koster, pada diskusi FMB 9 bertema “Menakar Manfaat AM IMF-WBG 2018” di Aula Mezzanine, Gedung Juanda 1, Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Senin (17/9).
“Kami merasa sangat terhormat karena Bali menjadi tempat penyelenggaraan berskala besar seperti ini. Apalagi Bali sudah berpenggalaman untuk acara yang sama. Sebagai daerah wisata, Bali sudah siap menyambut jalannya pertemuan tahunan ini,” katanya.
Kendati baru dilantik sebagai gubernur, Koster menegaskan, pihaknya akan mengambil langkah nyata dengan mengajak seluruh masyarakat Bali untuk mendukung acara ini dengan baik dan sukses.
Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman
“Terlebih, dengan pendekatan spiritual keagamaan dan tradisi yang dimiliki masyarakat Bali, diharapkan pertemuan itu akan berlangsung nyaman dan sangat aman,” ujarnya.
Informasi mengenai rencana perhelatan itu, menurut Koster, akan melibatkan seluruh komponen masyarakat, sampai ke tingkat paling bawah, termasuk desa. Tujuannya, kata dia, supaya tahu ada agenda acara ini dan tahu manfaatnya.
“Karena untuk Bali, manfaat dari penyelenggaraan tersebut sudah sangat terasa. Bali kebagian pembangunan infrastruktur, underpass, bandara, wisata mice, dan benoa,” paparnya.
Selain itu, Koster menjelaskan, ada pula dampak langsung terhadap pertumbuhan perekonomian.
Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan
“Pertumbuhan ekonomi Bali naik dari 5,9 persen jadi 6.54 persen. Dan juga terkait tenaga kerja terbuka. Pasti dari sisi lain, karena melibatkan begitu banyak peserta, yakni 19.800 plus pendukung, maka kamar penuh, butuh makan, sehingga ekonomi kerakyatan di Bali betul-betul bergerak,” katanya.
Pertemuan itu nanti akan diikuti sedikitnya oleh 189 negara dengan perkiraan 19.800 peserta. Jumlah sebesar itu dihitung berasal dari 5.050 peserta delegasi dan 14.750 non delegasi.
Sementara peserta non delegasi terdiri dari 13.000 dari mancanegara dan 1.750 dari Indonesia. Diperkirakan lama tinggal peserta adalah 9 hari dengan rincian 6 hari saat penyelenggaraan, 2 hari sebelum acara dan 1 hari sesudah acara. (L/R06/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menteri Yusril Sebut ada Tiga Negara Minta Transfer Napi