Ketahanan Air, Pangan dan Energi Bangsa dalam Pandangan Islam (Oleh: Dr. Hayu S. Prabowo)

Oleh: Dr. Hayu S. Prabowo, Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (Lembaga PLH & SDA MUI)

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya “Manusia berserikat dalam tiga hal: air, padang rumput, dan api.” (HR. Abu Dawud)

“Padang rumput” dapat diartikan tumbuh-tumbuhan sebagai makanan, baik untuk ternak dan manusia. Sedangkan “api” saat ini dapat diartikan sebagai . Sehingga hadits tersebut dapat diartikan agar manusia berserikat dalam air, dan energi (APE).

Subhanallah, pernyataan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam lebih dari 14 abad lalu tersebut, selaras dengan pernyataan PBB dalam pembangunan berkelanjutan (sustainable development) atas pentingnya , pangan dan energi.

Hadits ini juga selaras dengan UUD 45 pasal 33 ayat 3 yang dirumuskan oleh para ulama pendiri negara ini bahwa “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

UN Water menyatakan, pembangunan berkelanjutan berhubungan erat dengan pembangunan ketahanan APE mengikuti dinamika peningkatan populasi global, urbanisasi, perubahan pola makan yang konsumtif dan pertumbuhan ekonomi. Bila tidak, maka akan terjadi konflik politik dan sosial akibat kerawanan APE.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Abott, dkk (2017) memperlihatkan korelasi positif dan signifikan antara konflik domestik dan internasional dengan ketahanan APE.

Oleh karenanya, kita perlu mengerti keterkaitan tiga komponen APE ini sehingga kita dapat melakukan langkah-langkah positif dan antisipatif.

Keterkaitan Air dan Pangan. Pertanian membutuhkan 70-80 persen dari seluruh konsumsi air. Makanan yang kita makan membutuhkan lebih dari 2/3 dari total kebutuhan air. Sebagian merupakan “air virtual” yang dibutuhkan untuk memproduksi makanan tersebut.

Keterkaitan Energi dan Air. Sejumlah besar air dibutuhkan untuk menghasilkan energi buat penambangan dan pengolahan sumber energi. Sebaliknya, sejumlah besar energi dibutuhkan untuk mengambil, memindahkan dan mengelola air minum dan irigasi pertanian serta pengelolaan air limbah.

Keterkaitan Energi dan Pangan. Energi merupakan faktor penting untuk produksi, transportasi, penyimpanan, dan pengolahan pangan. Lebih dari seperempat energi yang digunakan secara global dikeluarkan untuk produksi dan pasokan pangan.

Pada era industri saat ini, pertanian semakin bergantung pada energi yang berasal dari bahan bakar fosil.

Sebagai bagian dunia dengan umat muslim dan jumlah masjid terbesar di dunia, umat muslim Indonesia perlu berperan aktif dalam mewujudan Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam semesta.

Untuk itu, perlu dibangun kesadaran dan dilakukan gerakan kemandirian air dan energi yang di mulai dari masjid sebagai basisnya untuk peningkatan ketahanan pangan masyarakat guna penghidupan berkelanjutan umat manusia.

Program masjid ramah lingkungan atau ecoMasjid bertujuan untuk mengamalkan tuntunan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, khususnya dalam hal pembangunan berkelanjutan.

Program ecoMasjid selengkapnya dapat disimak di laman resminya.

Sumber pustaka:

Abbott, Michele, et all. 2017. Examining the food–energy–water and conflict nexus. Elsevier Ltd

GRACE Communications Foundation. Nexus Water, Food and Energy. 

UN Water. Water, Food and Energy.

(AK/R01/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.