Tel Aviv, MNA – Kementerian Kesehatan Israel telah memerintahkan rumah sakit di bagian utara negara itu untuk bersiap menghadapi kemungkinan menerima ribuan orang yang terluka seiring meningkatnya ketegangan dengan kelompok Hizbullah Lebanon, sebuah laporan mengatakan pada hari Selasa (9/1).
Menurut lembaga penyiaran publik Israel, KAN, kementerian telah meminta pusat-pusat kesehatan di wilayah utara untuk bersiap menghadapi kemungkinan masuk ke dalam “mode pulau terpencil,” yang dibiarkan tanpa pasokan medis, obat-obatan dan makanan selama berhari-hari. Anadolu Agency melaporkan.
Kementerian juga meminta rumah sakit untuk beralih ke mode darurat dalam beberapa jam dan meminta agar mereka mempertahankan tingkat okupansi 50%.
Ketegangan berkobar di sepanjang perbatasan antara Lebanon dan Israel di tengah baku tembak antara pasukan Israel dan Hizbullah, dalam bentrokan paling mematikan sejak kedua belah pihak terlibat perang skala penuh pada tahun 2006.
Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang
Setidaknya 158 anggota Hizbullah telah tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel di dekat perbatasan Lebanon dengan Israel sejak pecahnya konflik Gaza pada 7 Oktober, menurut angka yang dikeluarkan oleh kelompok tersebut.
Ketegangan perbatasan terjadi di tengah serangan militer Israel di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober.
Israel telah menggempur Gaza sejak saat itu, menewaskan sedikitnya 23.210 warga Palestina dan melukai 59.167 lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.
Sekitar 85% warga Gaza telah mengungsi, sementara semuanya berada dalam kondisi rawan pangan, menurut PBB. Ratusan ribu orang hidup tanpa tempat berlindung dan kurang dari setengah truk bantuan yang memasuki wilayah tersebut dibandingkan sebelum konflik dimulai. (T/R7/P1)
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rusia Serang Ukraina Pakai Rudal Korea Utara