Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KETEGANGAN ISRAEL-AS MENINGKAT PASCA TELEPON OBAMA

Widi Kusnadi - Selasa, 29 Juli 2014 - 18:02 WIB

Selasa, 29 Juli 2014 - 18:02 WIB

908 Views

obmAl Quds, 2 Shawal 1435-1429 Juli 2014 (MINA) – Seorang pejabat Israel Senin, mengatakan, ketegangan antara pemerintahan Tel Aviv dengan Washington meningkat, setelah Menteri Luar Negeri AS John Kerry gagal membujuk kedua fihak melanjutkan genjatan senjata.

Presiden AS Barack Obama menelepon Netanyahu Ahad lalu meminta Israel  mengakhiri agresi militernya dan membuka blokade tanpa syarat. Untuk itu AS berjanji akan melucuti roket milik pejuang Gaza dan menutup terowongan-terowongan.

Dalam kunjungannya pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS juga mengunjungi wilayah Palestina yang diduduki  Zionis Israel untuk mencoba membendung pertumpahan darah. Ikhtiar  itu didukung Mesir, Turki, Qatar dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Namun usahanya tak membuahkan hasil signifikan karena Zionis Israel tidak menyetujui permintaan Kerry. World Bulletin melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa.

Gedung Putih juga ingin dilakukan genjatan senjata sama seperti kesepakatan November 2012. Namun penjajah Israel tidak segera menanggapi hal itu, bahkan dalam sidang kabinet Senin malam, sama sekali tidak membahasnya.

Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka

Beberapa Radio Israel mengutip pernyataan seorang pejabat pemerintah Israel, yang mengatakan: ” Tidak perlu ada gencatan senjata lagi. Biarkan Hamas berhenti menembakkan roketnya lebih dulu.”

Penjajah Israel menolak memperpanjang gencatan senjata seiring perayaan Idul Fitri oleh warga Gaza, bahkan tetap menyerang warga Gaza saat sedang melaksanakan shalat Idul Fitri. Sedikitnya 10 warga syahid ( delapan orang di antaranya anak-anak).

Zionis Israel juga menekan Pemerintah Mesir untuk tidak membuka pintu Rafah, dengan dalih hal itu dapat mengancam keamanan Mesir sendiri karena para militan akan bebas keluar masuk Mesir. Israel juga semakin khawatir, Doha dan Ankara ikut  memperjuangkan tuntutan Hamas untuk membuka wilayah yang diblokade. (T/P04/IR)
Mi’raj Islam News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant

 

Rekomendasi untuk Anda