Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keteguhan Iman di Tengah Arus Zaman: Refleksi Islami untuk Generasi Milenial

Bahron Ansori Editor : Rudi Hendrik - Jumat, 13 Desember 2024 - 09:53 WIB

Jumat, 13 Desember 2024 - 09:53 WIB

24 Views

Generasi milenial di tengah gempuran fitnah peradaban (foto: ig)

Oleh Ulil Khumairoh, Mahasiswa STAI Al-Fatah Cileungsi Bogor

Di era digital seperti saat ini, menjaga keimanan menjadi tantangan tersendiri. Apalagi bagi generasi milenial yang dihadapkan dengan berbagai godaan duniawi akibat teknologi, media sosial, dan globalisasi. Berikut ini beberapa renungan tentang cara memperkuat keimanan dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Pertama, Menyeimbangkan Kehidupan Duniawi dengan Kehidupan Spiritual

Dunia modern menawarkan kemudahan yang tak terbatas, tetapi juga membawa pada gaya hidup hedonistik dan materialistis. Media sosial kerap kali menampilkan kehidupan yang mewah dan glamor, yang dapat menimbulkan rasa iri dan keinginan untuk mengikuti gaya hidup tersebut. Padahal, kebahagiaan sejati terletak pada ketenangan jiwa, kesehatan, dan kecukupan rezeki.

Baca Juga: Melestarikan Identitas Keislaman Baitul Maqdis di Tengah Konflik

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

“Barang siapa yang bangun di pagi hari dalam keadaan aman jiwanya, sehat tubuhnya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seolah-olah ia telah memiliki dunia dengan segala isinya.” (HR. Tirmidzi).

Hadis ini mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sejati bukanlah terletak pada harta dan kemewahan, melainkan pada ketenangan jiwa, kesehatan, dan kecukupan rezeki.

Kedua, Memperkuat Iman di Tengah Keterbukaan Informasi

Era informasi saat ini menghadirkan informasi yang mudah diakses, yang dapat menyesatkan. Informasi yang tidak valid, hoax, dan konten negatif marak beredar luas, terutama di media sosial.  Untuk mengatasi hal tersebut, penting untuk selalu merujuk pada sumber yang terpercaya, yaitu Al-Quran dan hadis.

Baca Juga: Iskada Aceh: Tahun Baru Momentum Persatuan

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْن

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu seorang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Surat Al-Hujurat ayat 6)

Ayat ini mengajarkan kita untuk selalu kritis dan teliti dalam menerima informasi, serta senantiasa memprioritaskan kebenaran.

Ketiga, Pentingnya Memiliki Lingkungan yang Positif

Lingkungan pergaulan sangat memengaruhi keimanan seseorang. Bergaul dengan orang-orang yang memiliki nilai-nilai positif dan sejalan dengan ajaran Islam akan membantu menjaga keimanan. Sebaliknya, bergaul dengan orang-orang yang jauh dari nilai-nilai agama dapat memengaruhi kita secara negatif.

Baca Juga: Pentingnya Ilmu dan Persatuan Muslimin dalam Pembebasan Masjidil Aqsa

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Seseorang akan mengikuti agama teman dekatnya. Maka hendaklah salah seorang dari kalian memperhatikan dengan siapa ia berteman.” (HR. Abu Dawud).

Keempat, Teknologi Sebagai Sarana Dakwah

Teknologi menjadi sarana dakwah yang efektif di era digital. Melalui media sosial, situs web, dan aplikasi streaming, pesan dakwah dapat menjangkau lebih banyak orang tanpa terhalang jarak dan waktu. Umat dapat mengakses ceramah dan kajian agama kapan saja dan di mana saja, sehingga dakwah menjadi lebih praktis dan luas.

Selain itu, teknologi memungkinkan dakwah disampaikan dengan cara yang kreatif dan menarik, seperti video, podcast, atau infografis. Pendakwah juga bisa berinteraksi langsung dengan jamaah secara daring. Dengan pemanfaatan teknologi yang tepat, dakwah dapat lebih mudah dipahami dan relevan dengan perkembangan zaman.

Baca Juga: Karya Seni Untuk Solidaritas Palestina

Kelima, Istiqamah dalam Beribadah

Istiqamah atau konsistensi dalam beribadah merupakan kunci untuk menjaga keimanan di tengah segala godaan dunia. Tanpa istiqamah, kita akan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang dapat melemahkan keimanan kita. Oleh karena itu, penting untuk selalu meningkatkan kualitas ibadah dan konsisten dalam menjalankannya.

Dalam membangun keteguhan iman di tengah gempuran zaman modern, generasi milenial dihadapkan pada berbagai tantangan seperti pengaruh teknologi, budaya global, dan arus informasi yang cepat. Oleh karena itu, generasi muda perlu memperkuat pondasi spiritual dan nilai-nilai Islami agar tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif. Pemahaman agama yang baik, didukung dengan kegiatan ibadah rutin dan pengembangan akhlak mulia, menjadi kunci untuk menjaga keimanan tetap kokoh. Selain itu, memanfaatkan teknologi secara positif, seperti mengikuti kajian online atau menyebarkan konten dakwah, dapat membantu menjaga dan meningkatkan keimanan di tengah kehidupan yang serba digital.

Refleksi Islami mengajarkan generasi milenial untuk tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip agama sambil menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Dengan membangun komunitas yang saling mendukung dalam kebaikan dan menjadikan Al-Qur’an serta sunnah sebagai pedoman hidup, generasi milenial dapat menghadapi tantangan zaman dengan lebih bijak. Melalui kesadaran spiritual dan integritas moral, mereka akan mampu menjadi pribadi yang tangguh, bermanfaat, dan mampu menyebarkan nilai-nilai Islam di berbagai aspek kehidupan modern.

Baca Juga: Fenomena FOMO Muncak di Kalangan Gen Z

Tidak kalah penting adalah menjaga keimanan di era modern ini memang tidak mudah. ​​Namun, dengan tekad yang kuat, niat yang ikhlas, dan usaha yang sungguh-sungguh, kita bisa tetap berada di jalan yang lurus. Marilah kita jadikan Islam sebagai pedoman hidup dalam setiap aspek kehidupan kita, baik dalam berinteraksi dengan teknologi, bermasyarakat, maupun dalam menjaga hubungan dengan Allah Ta’ala. Semoga kita semua menjadi generasi yang teguh dalam keimanan, kuat dalam prinsip, dan selalu konsisten dalam kebaikan.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Pembebasan Baitul Maqdis: Perspektif Geopolitik dan Spiritual Islam

Rekomendasi untuk Anda