Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika Sumud Flotilla Tak Sampai Gaza

Redaksi Editor : Widi Kusnadi - 1 menit yang lalu

1 menit yang lalu

0 Views

(Ilustrasi) Armada Global Sumud Flotilla (Foto: Tunisian Monitor Online)

Oleh Imaam Yakhsyallah Mansur

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ ۝١٣٩ اِنْ يَّمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِّثْلُهٗۗ وَتِلْكَ الْاَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِۚ وَلِيَعْلَمَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاۤءَۗ وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَۙ ۝١٤٠ (ال عمران [٣]: ١٣٩ــ١٤٠)

Baca Juga: Mewaspadai Parasit Bani Israil dalam Tubuh Kaum Muslimin

“Janganlah kamu (merasa) lemah dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang mukmin. [139] Jika kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka mereka pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran) dan Allah mengetahui orang-orang beriman (yang sejati) dan sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Allah tidak menyukai orang-orang zalim. [140]” (QS Ali Imran [3]: 139-140)

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menjelaskan, asbabun Nuzul (sebeb turunnya) ayat di atas adalah dalam konteks Perang Uhud (3 H). Saat itu, pasukan kaum Muslimin banyak yang gugur sehingga sebagian menyebutnya sebagai “kekalahan.”

Dalam rangka menghibur para sahabat, bahwa yang mereka alami di perang Uhud, juga dialami oleh musuh mereka (Kafir Quraisy) di perang Badar. Sebanyak 70 orang tewas dan 70 lainnya ditawan pasukan kaum Muslimin. Pada perang Uhud, pasukan Muslimin yang syahid sebanyak 70 orang, sementara di pihak Kafir Quraisy sebanyak 127 orang.

Dalam kondisi itulah, Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan ayat di atas sebagai penghibur dan penguat moral, mengingatkan bahwa kekalahan duniawi bukanlah akhir dari perjuangan, dan bahwa orang-orang beriman tetap memiliki kedudukan tinggi di sisi-Nya.

Baca Juga: Global Sumud Flotilla, Napak Tilas Perjuangan Sahabat Bebaskan Masjidil Aqsa

Melalui ayat di atas, Allah Subhanahu wa Ta’ala hendak mengajarkan, agar kaum Muslimin tidak bersedih dan tidak bersikap lemah, meskipun belum mendapatkan apa yang hendak diraih dalam perjuangan. Karena kekuatan sejati terletak pada keimanan, kesabaran dan pantang putus asa dalam perjuangan.

Sementara Imam Fakhruddin Ar-Razi Rahimahullah menyoroti dimensi psikologis dan sosial ayat di atas. Kesabaran dan keteguhan tidak hanya sebagai sarana penghibur hati yang sedih, tetapi juga sebagai strategi moral untuk memulihkan semangat dan ketahanan kolektif umat Islam setelah mengalami kegagalan.

Ayat di atas tidak hanya berbicara tentang ketenangan batin, tetapi juga memberikan pedoman bagi mereka yang berjuang menghadapi kedzaliman, penjajahan dan segala bentuk ketidakadilan.

Kesabaran dan keteguhan hati adalah senjata paling ampuh ketika menghadapi tekanan yang terus-mererus. Kedua sifat itu lebih diutamakan daripada kekuatan fisik, karena akan terus mendorong seseorang untuk senantiasa berjuang, hingga Allah Ta’ala menurunkan pertolongan dan kaum Muslimin meraih kemenangan hakiki.

Baca Juga: Nabi Musa Pembebas Bani Israil, Menuju Tanah yang Disucikan

Penulis berpendapat, kandungan ayat di atas relevan dengan apa yang dialami dan dirasakan oleh para aktifis yang tergabung dalam misi Global Sumud Flotilla (GSF) ketika mereka menghadapi intersepsi dan intimidasi hingga perlakuan buruk dari pasukan penjajah Zionis Israel.

Kesabaran dan Keteguhan Para Aktifis Global Sumud Flotilla

Para aktivis GSF menghadapi ancaman fisik dan psikologis dari pasukan penjajah Zionis Israel.  Mereka disergap di laut. Kapal mereka dibajak, kemudian digiring ke pelabuhan Zionis dan ditahan di penjara Israel, namun mereka telah berhasil menunaikan sebagian besar misinya.

Meskipun dihadapkan pada tekanan yang luar biasa, semangat para aktifis tidak pudar. Kesabaran dan keteguhan hati menjadi tameng yang melindungi mereka dari rasa sedih dan putus asa.

Baca Juga: 5 Keutamaan Membaca Shalawat Atas Nabi

Keteguhan para aktivis GSF tidak hanya tercermin dalam keberanian menghadapi risiko fisik, tetapi juga dalam cara mereka menahan amarah dan tetap menjaga disiplin tim. Mereka sadar bahwa kekerasan atau reaksi emosional yang salah bisa merusak misi dan mengurangi kredibilitas perjuangan.

Oleh karena itu, setiap tindakan dirancang dan dijalankan dengan matang, setiap keputusan dan strategi dilakukan dengan sangat hati-hati. Walhasil, mereka berhasil merekam aksi jahat para penjajah hingga setiap dokumen kejahatan para tentara Zionis dapat tersebar ke seluruh penjuru dunia.

Lebih dari itu, keteguhan para aktivis GSF menjadi inspirasi bagi masyarakat internasional, terutama generasi muda yang ingin terlibat dalam perjuangan kemanusiaan. Setiap kapal yang berlayar, meski tidak sampai ke Gaza, berhasil membangkitkan kesadaran global tentang blokade dan penderitaan warga Palestina harus segera diakhiri.

Solidaritas internasional terus tumbuh, perhatian dunia tetap terfokus pada krisis yang berlangsung bertahun-tahun di Palestina, terutama Gaza. Dukungan ini tidak hanya datang dari lembaga kemanusiaan, tetapi juga dari masyarakat sipil, akademisi, hingga para kepala negara yang bersuara, menekankan pentingnya penegakan keadilan dan hak asasi manusia dan keadilan bagi warga Palestina.

Baca Juga: Kesombongan yang Menyamar Jadi Kebaikan

Meskipun blokade dan agresi militer penjajah Zionis Israel belum berhenti, tetapi perhatian dunia global menegaskan bahwa suara rakyat Palestina tetap terdengar di pentas internasional. Setiap misi kemanusiaan dan setiap pelayaran seperti Global Sumud Flotilla menjadi simbol perlawanan moral dan kemanusiaan.

Lebih jauh lagi, solidaritas, perhatian dan dukungan global terus menyalakan harapan di hati warga Gaza yang hidup di tengah kesulitan ekstrem. Mereka melihat dunia masih peduli, bahwa ada orang-orang dan kelompok masyarakat yang memberi perhatian serius dan berjuang bersama mereka.

Solidaritas itu menjadi sumber kekuatan moral yang mendorong rakyat palestina untuk tetap teguh, bersabar dan bertahan menghadapi segala bentuk penindasan. Meski mereka belum berhasil menembus blokade Gaza, tetapi misi mereka berhasil menjadi inspirasi untuk merupakan terus berjuang tanpa mengenal putus asa.

Keberhasilan Global Sumud Flotilla, meski tidak sampai ke Gaza, tercermin dari efek simbolis dan moral yang luas. Setiap misi pelayaran meningkatkan kesadaran internasional bahwa Palestina tetap hidup dalam denyut nadi, nafas dan pemikiran para aktifis internasional.

Baca Juga: Menempatkan Seseorang Sesuai Bidangnya

Kapal yang gagal sampai ke Gaza bukan simbol kegagalan, melainkan bukti nyata dari kesabaran dan solidaritas yang tidak mudah dipatahkan. Gelombang laut dan pembajakan yang menghadang tidak mampu menahan semangat kemanusiaan yang telah tumbuh di hati aktivis dan para pendukungnya di seluruh dunia. Bahkan, pesan moral dan solidaritas terus mengalir, menembus batas-batas geografis dan sekat-sekat kebangsaan.

Seorang penduduk Gaza, Yasir Hasunah mengomentari misi GSF dengan pernyataannya seperti yang disampaikan kepada penulis pada Senin, 6 Oktober 2025,” Wahai sahabat-sahabat yang mulia, ketahuilah bahwa kalian tidak sekadar duduk diam di rumah, menatap layar televisi, atau cukup dengan berdoa. Kalian telah melangkah jauh, meninggalkan segala kenyamanan demi menjaga nurani agar tidak mati. Dengan keberanian itu, kalian telah menegakkan hujjah di hadapan seluruh umat, menunjukkan bahwa masih ada jiwa-jiwa yang berani melawan penjajahan dan kedzliman.”

Dampak Positif Global Sumud Flotilla

Global Sumud Flotilla (GSF) mungkin belum berhasil mencapai Gaza secara fisik, namun secara moral dan strategis, ia telah menembus batas-batas kesadaran dunia. Misi tersebut mengguncang nurani umat manusia dan membuka mata banyak pihak terhadap penderitaan yang selama ini coba disembunyikan oleh propaganda.

Baca Juga: Al-Aqsa Episentrum Peradaban Umat Islam 

Beberapa dampak positif misi Global Sumud Flotilla (GSF) antara lain:

Pertama, GSF telah berhasil membangkitkan dukungan dan perhatian internasional yang belum pernah sebesar ini terhadap isu Palestina. Dari Asia hingga Eropa, dari Amerika Latin hingga Afrika, aksi solidaritas dan doa bersama bermunculan. Media-media arus utama yang biasanya diam, kini mulai meliput dengan sorotan lebih manusiawi. Gaza kembali menjadi pembicaraan dunia.

Kedua, misi GSF secara tidak langsung telah menelanjangi kejahatan rezim Zionis. Video, foto, dan rekaman dari para relawan di laut memperlihatkan bagaimana Israel menggunakan kekerasan terhadap misi kemanusiaan. Potongan-potongan dokumentasi itu menyebar luas di dunia maya, memicu gelombang kemarahan publik global. Israel kembali tercoreng di hadapan dunia internasional karena tindakannya yang kejam dan brutal.

Ketiga, konstelasi politik global mulai berubah. Negara-negara yang dulunya memilih diam atau bahkan menjadi sekutu dekat Israel, kini menunjukkan sikap berbeda. Sejumlah pemerintahan dan parlemen mengeluarkan kecaman keras terhadap kebiadaban militer Zionis. Bahkan, beberapa negara mulai meninjau ulang hubungan diplomatik dan kerja sama pertahanan dengan Tel Aviv. GSF telah mengubah arah angin politik dunia.

Baca Juga: 3 Warisan Nabi Adam untuk Menghidupkan Iman dan Perjuangan

Keempat, di balik misi kemanusiaan ini juga muncul buah dakwah yang indah. Beberapa aktivis non-Muslim yang ikut dalam GSF mengaku terinspirasi oleh ketulusan relawan Muslim yang berjuang tanpa pamrih. Ada yang kemudian menyatakan masuk Islam setelah menyaksikan langsung bagaimana ajaran Islam mendorong kepedulian terhadap sesama manusia. Ini membuktikan bahwa GSF bukan sekadar misi logistik, tapi juga misi spiritual.

Kelima, GSF menegaskan bahwa krisis Gaza bukan sekadar isu agama, melainkan isu kemanusiaan universal. Di atas kapal GSF, berkumpul aktivis dari berbagai agama, suku, dan bangsa. Mereka datang bukan karena kesamaan akidah, tetapi karena panggilan nurani. Dunia mulai memahami bahwa Palestina bukan hanya soal politik, tetapi tentang keadilan, hak hidup, dan rasa kemanusiaan yang diinjak-injak.

Keenam, aksi GSF juga mengguncang internal Israel. Ribuan warga Israel kembali turun ke jalan, mengepung kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Mereka menuntut perubahan kebijakan dan mengkritik keras tindakan pemerintah yang membuat Israel kian terisolasi di mata dunia. Tekanan dari dalam negeri ini menunjukkan bahwa bahkan sebagian warga Israel pun mulai muak dengan kebrutalan rezimnya sendiri.

Ketujuh, GSF menjadi bukti ketangguhan spiritual warga Gaza. Meski kapal-kapal itu tak berhasil merapat, warga Gaza menyambutnya dengan doa dan harapan. Mereka melihatnya sebagai tanda bahwa dunia tidak melupakan mereka. Di tengah blokade dan kehancuran, rakyat Gaza tetap tegar, menunjukkan kepada dunia bahwa kekuatan sejati bukanlah pada senjata, tetapi pada iman dan keteguhan hati.

Baca Juga: Sam’i wa Thaat: Kultur Mulia dalam Kehidupan Al-Jama’ah

Kedelapan, misi GSF juga memperkuat jejaring solidaritas global. Ribuan organisasi kemanusiaan kini menjalin koordinasi lintas negara untuk misi-misi berikutnya. Dari kampus, komunitas seni, hingga lembaga sosial, banyak yang terinspirasi untuk ikut bergerak. GSF menjadi simbol persatuan lintas batas, mempertemukan orang-orang yang memiliki satu tujuan, membebaskan manusia dari penjajahan.

Kesembilan, GSF berhasil menanamkan narasi baru tentang perlawanan. Bahwa melawan tidak harus dengan senjata, tapi dengan kemanusiaan, dengan kamera, dengan pena, dengan aksi damai yang mengguncang opini dunia. Inilah jihad tanpa senjata yang kekuatannya justru tak bisa dibungkam, karena berbicara langsung kepada hati nurani manusia.

GSF telah menulis bab baru dalam sejarah perjuangan Palestina. Meskipun pasukan Zionis menahan langkah mereka menuju Gaza, namun gelombang solidaritas yang mereka ciptakan justru lebih besar dari itu. Dari laut Mediterania, gema perjuangan itu bergulung ke seluruh penjuru dunia.

Salah seorang aktivis GSF asal Malaysia, Ustaz Azhar Abdul Karim menyampaikan, “Kami mungkin tidak sampai ke Gaza, tapi doa dan perjuangan kami telah sampai ke hati rakyatnya. Dan selama dunia masih punya nurani, perjuangan untuk membebaskan Palestina tidak akan pernah padam.”

Baca Juga: Menemukan Makna Hidup di Usia Senja

Pesaudaraan dan Persatuan Kunci Perjuangan

Perjalanan Global Sumud Flotilla (GSF) kembali menyadarkan dunia bahwa perjuangan membebaskan Palestina bukan sekadar tentang kapal yang berlayar, melainkan tentang arus besar solidaritas umat manusia. GSF memang tertahan, namun semangat yang dibawanya tidak akan pernah bisa dihentikan.

Keberhasilan dalam sebuah misi perjuangan sesungguhnya terletak pada persatuan dan persaudaraan. Sejarah telah membuktikan bahwa tidak ada perjuangan yang berhasil tanpa fondasi kebersamaan.

Persatuan bukan sekadar slogan, melainkan energi yang mengikat hati dan menyatukan langkah. Dengan kerjasama yang tersusun rapi, kekuatan kecil akan menjadi besar, suara minoritas akan menggema menjadi mayoritas, dan jalan panjang menuju kemerdekaan akan semakin dekat.

Sejarah keberhasilan umat Islam menjadi saksi betapa persatuan adalah kunci kemenangan. Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu mampu membebaskan Al-Quds tanpa pertumpahan darah karena kekuatan persaudaraan umat yang terjalin erat di bawah kepemimpinannya. Begitu pula Shalahuddin Al-Ayubi, yang berhasil mengakhiri dominasi tentara Salib dan mengembalikan kejayaan Al-Aqsa melalui persatuan kaum Muslimin yang sebelumnya tercerai-berai.

Apa yang dilakukan Umar dan Shalahuddin bukan sekadar strategi militer, tetapi strategi ukhuwah berlandaskan syariat. Mereka merajut perbedaan menjadi kekuatan, menyatukannya pasukan dalam satu visi, dan menanamkan keyakinan bahwa kemenangan hanya lahir dari persatuan dan persaudaraan. Inilah warisan sejarah yang semestinya menjadi inspirasi bagi perjuangan Palestina hari ini.

GSF merupakan satu bentuk perlawanan moral. Ke depan, lebih dibutuhkan sinergi yang lebih terstruktur, menghubungkan jaringan masyarakat sipil, negara-negara yang peduli, serta kekuatan diplomasi internasional dengan mengesampingkan ego pribadi dan sektoral.

Maka setelah Global Sumud Flotilla, berikutnya adalah memperkuat barisan persatuan. Karena hanya dengan hati yang bersatu, doa yang satu, dan langkah yang satu, Palestina akan merdeka. Dunia akan menyaksikan, bahwa persaudaraan adalah kapal terkuat yang tak akan pernah karam. []

وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda