Jakarta, 15 Sya’ban 1434/24 Juni 2013 (MINA) – Ketua Umum Adara Relief International (ARI) Maryam Rachmayani mengutuk kekerasan yang dilakukan pasukan Israel kepada anak-anak Palestina baik di dalam tahanan maupun di dalam penangkapan dan pembunuhan dalam serangan dua perang di Gaza.
Kecaman itu Maryam sampaikan di kediamannya di Jakarta, Senin (24/6), dalam menyikapi laporan PBB tentang pasukan Israel yang menyiksa anak-anak Palestina dalam tahanan dan menggunakannya sebagai penyapu ranjau dan perisai manusia.
“Kami mengutuk perlakuan Israel terhadap anak-anak. Secara HAM saja sangat tidak dibenarkan, apa lagi sebagai seorang Muslim. Padahal anak-anak tidak bisa melawan,” katanya kepada wartawan Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Laporan PBB Kamis (20/6) mengungkapkan bahwa anak-anak Palestina ditangkap oleh militer dan polisi (Israel) secara sistematis dan dikenakan perlakuan yang merendahkan, sering disiksa, diinterogasi dalam bahasa Ibrani, bahasa yang mereka tidak mengerti, dan menandatangani pengakuan dalam bahasa Ibrani agar dapat dirilis.
Baca Juga: AWG Gelar Webinar Menulis tentang Baitul Maqdis
Ratusan anak-anak Palestina telah tewas dan ribuan lainnya terluka, khususnya di Gaza, di mana pihak Israel melakukan serangan udara dan serangan angkatan laut pada daerah padat penduduk dengan jumlah anak-anak yang signifikan. Israel mangabaikan hukum-hukum internasional.
Diperkirakan 7.000 warga Palestina berusia 12 sampai 17 tahun, beberapa usia sembilan tahun, telah ditangkap, ditanyai dan ditahan.
Banyak yang dibawa ke pengadilan militer dalam kondisi kaki dirantai dan dibelenggu, sedangkan pemuda yang ditahan di sel isolasi bisa selama berbulan-bulan, kata laporan itu.
Menurut Maryam yang pernah menjadi peserta GMJ 2012 (Global March To Jerusalem) itu, selama ini PBB hanya memainkan peran politik dalam menyikapi berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh Israel. Sementara tindakan nyata untuk memberi sanksi atau hukuman kepada Israel tidak pernah ada.
Baca Juga: 30 WNI dari Suriah Kembali Dievakuasi ke Indonesia
“PBB, bahasanya saja ‘mengecam’, tapi itu politik. Bahasanya menghibur hati umat Islam, ‘PBB mengecam’, tapi itu semua kerja sama Yahudi,” kata Maryam.
Kekejaman Israel tidak akan bisa dihentikan sampai kiamat, menurut Maryam, namun pergerakan umat Islam juga tidak bisa dihentikan sampai kiamat.
“Kita pun tidak bisa dihentikan, pergerakan-pergerakan yang kita lakukan membuat Israel panik, seperti halnya ketika terjadi gerakan dunia GMJ. Umat Islam akan terus melakukan pergerakan dengan apa yang mereka punya, minimal dengan doa.”
Wanita yang aktif mensosialisasikan Palestina bersama kalangan muslimah yang lain itu, meghimbau agar umat Islam sadar. Palestina adalah isu akidah, kewajiban bagi setiap pribadi Muslim.
Baca Juga: Banjir di Makasar Rendam Rumah Dinas Gubernur dan Kapolda
“Media kami minta ikut berperan. Karena masyarakat dunia masih mengikuti media, mereka tahu karena media. Apa lagi yang berbicara hanya kalangan wanita, tapi jika media mengangkat, akan menjadi besar,” tambahnya.
Adara Relief Internasional (ARI) adalah sebuah organisasi pertama di Indonesia yang fokus dalam isu wanita dan anak-anak Palestina, yang dikelolah oleh kalangan para wanita.
Melalui lembaga yang berdiri tahun 2008 tersebut, bersama dengan anggota ARI lainnya Maryam aktif melakukan sosialisasi isu wanita dan anak-anak Palestina. Seiring itu, penggalangan dana juga mereka lakukan dan menyalurkan langsung ke Palestina, khususnya Gaza. Sasaran sosialisasi adalah ibu-ibu di majelis-majelis taklim dan anak-anak sekolah.
ARI bekerja sama dengan organisasi Women for Palenstine di Gaza yang juga khusus dalam isu wanita dan anak-anak Palestina. (L/P09/R2).
Baca Juga: Angkatan Kedua, Sebanyak 30 WNI dari Suriah Kembali ke Tanah Air
Mi’raj NewsAgency (MINA).
Baca Juga: Antisipasi Macet saat Nataru, Truk Barang akan Dibatasi Mulai 21 Desember