Lampung Timur, MINA – Ketua Aqsa Working Group (AWG) Biro Lampung, M Waliyulloh menyatakan, strategi utama melawan Zionis Israel bukan dengan persenjataan, melainkan dengan memperbaiki kualitas diri dan memperbaiki hubungan kita kepada Allah dan sesama manusia.
Hal itu disampaikannya pada Tabligh Akbar Syubban dan Fatayat Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Lampung di Masjid At-Taqwa, Kompleks Madrasah Al-Fatah Sidomakmur, Melinting, Lampung Timur, Sabtu (29/4).
“Apa yang kita tahu tentang Zionis Israel, mereka menguasai semuanya. Ekonomi mereka kuasai, persenjataan, tentara, militer, semuanya dikuasainya. Kita seperti sesuatu yang sangat lemah dan tidak berharga dikangkangi oleh mereka,” tutur Waliyulloh kepada Ratusan Peserta Tabligh Akbar yang hadir dari berbagai daerah di Lampung.
Ia mengungkapkan, kalau ada 10 Ilmuan, 8 orang itu pasti dari Yahudi. Penerima hadiah Nobel yang begitu bergengsi itu sebagian besar penerimanya adalah orang Yahudi. Di dunia media sosial, Facebook diciptakan Mark Zuckerberg itu Yahudi. Twitter oleh Elon Mask yang juga keturunan Yahudi, Instagram diambil alih oleh Meta atau Facebook.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Tebal Jumat Ini, Sebagian Hujan
“Lantas, pantas tidak kita yang ada di wilayah kecil, segalanya terbatas, hidup dalam keterbatasan tiba-tiba kita mengepalkan tangan dan mengatakan Al-Aqsa Haqquna (Al-Aqsa Milikku), saya membela Al-Aqsa dan Palestina. Terdengar atau tidak teriakannya?,” tanyanya.
“Apa esensinya teriakan kita, apa yang harus kita siapkan, cangkul, tombak, senapan? Bukan, kita tahu Zionis Israel ahli persenjataan. Tapi kualitas diri, perbaiki hubungan dengan Allah dan sesama manusia, ini akan mengkristal dalam diri. Tidak masuk akan memang, dan semua kekuatan Allah pasti tidak masuk akal,” ungkapnya.
Seperti halnya Perang Badar, lanjutnya, yang ikut perang badar adalah orang-orang yang terusir dari mekah. Mestinya kalau yang terusir itu merasa tidak berharga, dan merasa sedih hati.
“Mereka berhimpun di Madinah, mereka hidup dengan segala keterbatasan. Berhadapan di padang pasir dalam perang badar, apalagi yang mereka andalkan kecuali permohonan kepada Allah, siapa yg menolong? Allah. Perang badar cma ada satu kuda, sisanya jalan kaki. Lalu apa makna dalam perang badar? 300 orang semua gantungkan harapannya kepada Allah,” ungkapnya.
Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online
Ia menjelaskan, AWG bukan menghimpun pasukan tempur, untuk saat ini belum saatnya. Yang disiapkan adalah pemuda-pemuda yang baik kualitas dirinya, itulah kekuatan utamanya, tidak bisa hanya bersujud, sementara hati tidak bisa bersatu dengan saudaramu (kepedulian terhadap sesama).
“Anak-anak muda inilah, yang membawa pesan perjuangan. Pesan yang sudah dihimpun harus disampaikan. Pemuda yang menancapkan hatinya kepada Allah, jangan kalian takut dan khawatir karena hidup kita hidup dengan problematika sesuai dengan usahanya. Maka jika satu masalah buat dia duduk, masalah lagi buat dia terlena berbaring. Apa pantas ini yang bebaskan Al-Aqsa? Tentu tidak,” tutupnya. (L/R12/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza