Jakarta, MINA – Tokoh pers Atmakusumah Astraatmadja (86) meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana, Jakarta, Kamis (2/1). Ketua Dewan Pers periode 2000-2003 itu sempat menjalani perawatan di Unit Perawatan Intensif (Intensive Care Unit/ICU).
“Ayah sempat dirawat di ICU RSCM Kencana lantai 3 karena gagal ginjal. Mohon doa bagi ayah, semoga amal dan perbuatan selama hidupnya dikenang dan bermanfaat bagi semua yang ditinggalkan,” kata putra kedua Atmakusumah, Rama Ardana Astraatmadja, dilansir Antara.
Rama juga menyampaikan, keluarga berterima kasih kepada Tim Tenaga Kesehatan RSCM. Tim dokter dan paramedis RSCM sempat memberikan perawatan terhadap Atmakusumah menggunakan alat terapi untuk melanjutkan fungsi ginjal (continues renal replacement theraphy/CRRT).
Ucapan duka cita atas berpulangnya Atmakusumah Astraatmadja disampaikan Ketua Dewan Pers Dr. Ninik Rahayu.
Baca Juga: Menag dan KPAI Bahas Upaya Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
“Keluarga besar Dewan Pers mendoakan almarhum agar diterima di tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Selamat jalan, Pak Atmakusumah! Jejak kontribusimu akan terus menjadi inspirasi bagi dunia pers,” kata Ninik dalam postingan diungga di Instagram Dewan Pers.
Atmakusumah adalah Ketua Dewan Pers 2000-2003, yang disebut pula Dewan Pers ‘independen’ hasil Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dari Gerakan Reformasi. Sebutan ‘independen’ itu karena Dewan Pers pertama kalinya diketuai tokoh masyarakat.
Sebelumnya, berdasarkan UU Nomor 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pers (UU Pokok Pers) Dewan Pers notabene diketuai Menteri Penerangan Republik Indonesia.
Karier jurnalistik Atmakusumah bermula pada usia 20 tahunan di harian Indonesia Raya medio 1950-an hingga tutup pada tahun 1958.
Baca Juga: Rektor UIN Bandung Periode 2003-2011, Prof Nanat Fatah Natsir Meninggal Dunia
Atmakusumah bergabung kembali menjadi redaktur pelaksana saat harian Indonesia Raya terbit kembali pada tahun 1968 hingga dibredel Pemerintah Orde Baru pada tahun 1974 dikaitkan dengan pemberitaan Malapetaka 15 Januari (Malari).
Dia sempat berkarier menjadi koresponden Pers Biro Indonesia (Press Indonesia Agency/PIA) 1960 yang melebur ke Kantor Berita Antara pada tahun 1962 saat berkelana di Benua Eropa, bahkan menjadi ketua Serikat Sekerja ANTARA saat kembali ke Jakarta pada tahun 1966-1968.
Atmakusumah juga pernah komentator isu dalam negeri dan luar negeri di RRI, Radio Australia (ABC) di Melbourne, Radio Jerman (Deutsche Welle), asisten pers dan spesialis di Layanan Informasi Amerika Serikat (United States Information Service/USIS, 1974-1992).
Semangat Atmakusumah dalam pendidikan jurnalistik dan hubungan masyarakat kian tercurahkan saat mengajar hingga menjadi Direktur Eksekutif Lembaga Pers Dokter Soetomo (LPDS, 1993-2002). Hingga akhir hayatnya, ia masih tercatat mengasuh kanal ‘Atma Menjawab’ seputar kasus jurnalistik di laman lpds.or.id dikelola lembaga yang didirikan Dewan Pers pada tanggal 23 Juli 1988 itu.
Baca Juga: PLN Berlakukan Diskon 50 Persen di Awal 2025
Dia juga penulis kolom di sejumlah media massa cetak nasional dan internasional. Selain menulis, juga menyunting buku, termasuk Tahta untuk Rakyat yang mengisahkan Sultan Hamengku Buwono IX.
Melalui LPDS, ia pun menulis dan menyunting belasan buku mengenai dunia jurnalistik dan hubungan masyarakat.
Atmakusumah meraih Anugerah Ramon Magsaysay pada tanggal 31 Agustus 2000 untuk kategori Jurnalisme, Sastra, dan Seni Komunikasi Kreatif dari The Ramon Magsaysay Award Foundation di Manila, Filipina.
Dia juga menerima Kartu Pers Nomor Satu (Press Card Number One/PCNO) dari komunitas Hari Pers Nasional (HPN) 2010, Medali Emas Kemerdekaan Pers HPN 2011, dan Anugerah Pengabdian Sepanjang Hayat (Lifetime Achievement) Dewan Pers 2023.
Baca Juga: Zakat Melonjak Dua Kali Lipat, 370 Mustahik Purbalingga Terima Rp377 Juta
Pak Atma, demikian sapaan akrab Atmakusumah oleh berbagai kalangan, lahir pada tanggal 20 Oktober 1938 di Labuan, Banten, dari keluarga Joenoes Astraatmadja yang pernah menjadi asisten wedana, wedana, dan pejabat Bupati Bekasi.
Pasangan suami istri Atmakusumah-Sri Rumiati dikarunai tiga putra, Kresnahutama Astraatmadja alias Tamtam (produser film dan pendiri Pikser Indonesia Production di Jakarta), Rama Ardana Astraatmadja (produser film dan penyunting buku di Yogayakarta), dan Tri Laksmana Astraatmadja (doktor astrofisika partikel di Baltimore, AS).[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tahun 2024, Pemerintah Blokir 5,5 Juta Konten Judol Berkedok Game Online