Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua DMI: UII Akan Jadi Pusat Pemikiran Islam

kurnia - Jumat, 22 April 2016 - 17:15 WIB

Jumat, 22 April 2016 - 17:15 WIB

407 Views ㅤ

Ketua Bidang Sarana, Hukum dan Waqaf Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) , Muhammad Natsir Zubaidi

Jakarta, 16 Rajab 1437/22 April 2016 (MINA) – UII akan menjadi pusat pemikiran Islam yang komprehensif dan membawa ajaran Islam rahmatan lil ‘alamin dalam rangka Izzul Islam Wal Muslim.

Demikian dikatakan Ketua Bidang Sarana, Hukum dan Waqaf Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Muhammad Natsir Zubaidi tentang gagasan Presiden RI terkait pendirian Universitas Islam Internasional (UII)  yang diapresiasi oleh PM Inggris.

Gagasan itu muncul ketika Presiden RI berkinjungb ke London dan menurut Nastir kepada Miraj Islamic News Agency/MINA di Jakarta, Jumat (22/4), “perlu kita dukung karena sebagai negeri Muslim terbesar harus memberikan kontribusi kepada dunia Islam dan masyarakat internasional.” 

Namun, “tentu saja sebuah perguruan tinggi yang harus kita bangun tidak hanya mengutamakan kemegahan fisiknya saja, tetapi juga dari sisi filosofi yang tinggi baik dari aspek idiologis, kesejarahan, sosiologis dan anterpologis”.

Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi

Sebuah perguruan tinggi Islam bermula dari komunitas pendidikan di masjid, karena adanya ulama, kyai, ajengan, ustad lalu tumbuh berkembang menjadi pesantren.

Masjid di Indonesia sudah tumbuh sejak abad 12 dan berkembang sekitar abad 14 sedangkan pesantren tumbuh sesudah abad 15 dan mulai ramai sesudah perang Diponegoro, karena hubungan Timur Tengah (Arab Saudi) – Hindia Belanda (Indonesia) – menjadi lancar kembali.

Dia berpendapat, perlu dibentuk tim untuk pendirian UII misalkan dari Kemenag, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemendikti), Nadlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pondok Pensantren (PonPes) Modern Gontor serta ulama, cendekiawan perorangan.

“Saya kira perlu dilakukan studi banding ke Al Azhar, Universitas Islam Bangsa di Kuala Lumpur yang mahasiswanya berasal  dari seluruh dunia,” katanya.  (L/P002/R01)

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

 

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
MINA Millenia
Indonesia
Indonesia
Indonesia