Jakarta, 15 Ramadhan 1438/10 Juni 2017 (MINA) – Ketua DPR RI Setya Novanto menghimbau semua pihak dapat menahan diri dan mengedepankan dialog serta rekonsiliasi dalam menyelesaikan dinamika politik internasional, terutama terkait pemutusan hubungan diplomatik beberapa negara Teluk seperti Arab Saudi, Bahrain, Mesir, dan Uni Emirat Arab (UEA) terhadap Qatar, yang kemudian disusul Yaman, Libya, Maladewa, dan Mauritius juga mengambil sikap yang sama.
“Saya mengharapkan semua pihak dapat menahan diri dan mengedepankan dialog serta rekonsiliasi dalam menyelesaikan ketegangan yang terjadi. Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, ukhuwah Islamiyah senantiasa harus dikedepankan, terlebih dalam suasana Ramadhan seperti ini. Perdamaian dunia harus tetap kita jaga,” kata Setya Novanto di Gedung Nusatara I DPR RI sebagaimana laporan Parlementaria yang dikutip MINA, Sabtu.
Setya Novanto mengatakan, kita sebagai penduduk muslim terbesar di Dunia serta bagian dari Organisasi Konferensi Islam (OKI) sangat prihatin terhadap perkembangan politik di Timur Tengah yang tidak kondusif.
“DPR terus memantau perkembangan yang terjadi di Qatar dan Kawasan Teluk sebagai bagian dari tugas dan fungsi DPR RI dalam mendukung kebijakan politik luar negeri Pemerintah Indonesia melalui jalur Diplomasi Parlemen,” jelasnya.
Baca Juga: Kota Semarang Raih Juara I Anugerah Bangga Berwisata Tingkat Nasional
Menurut Setya Novanto, sesuai prinsip Politik Luar Negeri yang Bebas dan Aktif, Indonesia tetap menghormati kebijakan luar negeri dan tidak mencampuri urusan internal masing-masing negara.
Karena itu, sebagai bagian dari OKI, Indonesia siap membantu menyelesaikan ketegangan yang terjadi di kawasan Teluk dan Timur Tengah. “Saya mendorong pemerintah Indonesia turut berperan aktif membuka dialog dengan berbagai negara OKI, dalam rangka ikut serta menjaga perdamaian dunia,” ujarnya.
Dia menambahkan, Indonesia tetap memegang komitmen penuh dalam mendukung pemberantasan terorisme. “Terorisme adalah musuh umat manusia. Di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, Indonesia telah mengajak semua pihak untuk menyatukan langkah dalam memerangi terorisme dan bekontribusi dalam menjaga keamanan serta stabilitas kawasan dan global,” jelasnya.
Setya Novanto mengharapkan, Warga Negara Indonesia yang bermukim di Qatar tetap tenang dan senantiasa berkoordinasi dengan KBRI di Doha. “ Hubungan baik Indonesia dengan Qatar selama ini terjaga dengan baik, berbagai kondisi yang terjadi di Qatar akhir-akhir ini, saya harapkan tidak sampai mengganggu aktifitas warga Indonesia disana,” tambahnya.
Baca Juga: Banjir Rob Jakarta Utara Sebabkan 19 Perjalanan KRL Jakarta Kota-Priok Dibatalkan
OKI Diminta Prakarsai Rekonsiliasi
Ketua Komisi VIII DPR RI M Ali Taher menilai pemutusan hubungan diplomatik antara Qatar dengan empat negara Arab itu akan berdampak pada umat Islam secara keseluruhan terutama masalah penerbangan Haji dan Umrah .
“Konflik ini hanya akan memperparah posisi umat Islam di manapun, termasuk pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, stabilitas kawasan, penerbangan Umrah dan Haji, ” ungkap M Ali Taher di Gedung Nusantara II, DPR, Senayan, Jakarta beberapa waktu lalu.
Maka dari itu, Dia berharap pemerintah melalui OKI bisa memprakarsai permasalahan tersebut, agar tidak terjadi konflik yang berkelanjutan.
Baca Juga: Banjir Rob Rendam Sejumlah Wilayah di Pesisir Jakarta Utara
“Sebelum konflik semakin parah, perlu dilakukan upaya-upaya perdamaian. Dalam hal ini, Indonesia bisa mengambil peran positif yang aktif untuk menjadi salah satu negara penengah di negara-negara Kawasan Timur Tengah,” ujarnya.
Lebih lanjut politisi dapil Banten itu berharap langkah-langkah perdamaian yang telah ditempuh negara ASEAN bisa membantu menyelesaikan konflik ini. Agar negara-negara barat tidak mengambil keuntungan dari keadaan ini untuk memerankan pengaruh ekonominya.
“Jangan sampai negara-negara barat mengambil alih peran ekonomi, dan menyebabkan konflik baru di Timur Tengah yang sekarang sedang hancur malah semakin hancur,” pungkasnya. (T/R01/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Presiden Prabowo Beri Amnesti ke 44 Ribu Narapidana