Kuwait, MINA – Intervensi Iran dalam urusan internal negara-negara lain merupakan ancaman bagi kawasan dan menjadi perhatian, kata Ketua Dewan Kerjasama Teluk (GCC), Sabtu (24/7).
Program nuklir Iran, rudal balistik, dan dukungannya untuk milisi, juga harus dimasukkan dalam pembicaraan yang sedang berlangsung di Wina, mereka tidak boleh terbatas pada menghidupkan kembali kesepakatan nuklir.
Pandangan itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal GCC Nayef bin Falah Al-Hajraf pada Pertemuan Penelitian Teluk virtual, Arab News melaporkan.
Perwakilan Iran dan lima kekuatan dunia yang masih menjadi pihak dalam Rencana Aksi Komprehensif Gabungan telah bertemu di ibu kota Austria sejak April, dengan utusan AS berpartisipasi secara tidak langsung. Sebuah kesepakatan belum tercapai hingga saat ini.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Al-Hajraf menambahkan bahwa situasi saat ini di Irak, Suriah, Lebanon dan Yaman merupakan ancaman yang jelas dan langsung terhadap keamanan dan stabilitas Timur Tengah.
Ketua GCC mengatakan bahwa integrasi ekonomi berada dalam daftar prioritas GCC, seperti memperkuat posisi terdepan negara-negara GCC di kawasan dan dunia.
Dia mengatakan, Arab Saudi memegang kursi kepresidenan G20 pada tahun 2020, UEA menjadi tuan rumah Expo 2020 mulai Oktober, dan tuan rumah Piala Dunia FIFA 2022 di Qatar adalah contoh dari upaya ini.
Al-Hajraf menambahkan, visi nasional dan rencana pembangunan di negara-negara GCC menciptakan momentum yang tepat untuk fokus pada masa depan dan memanfaatkan peluang. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama