Jakarta, 1 Sya’ban 1438/ 28 Rajab 2017 (MINA) – Ketua Pimpinan Pusat Gerakan Ibu Negeri (GIN) Neno Warisman mengatakan, gerakan 1821 secara kultural mungkin aneh tetapi secara strategis itu wajib dijalankan dan ditegakkan.
“Karena moral anak sudah rusak maka wajar saja kini pemeritah menentukan gerakan tersebut wajib dijalankan dan digerakkan,” katanya saat diwawancarai MINA di Hotel Sofyan Betawi, Jakarta, Jum’at (28/4).
Menurutnya, gerakan 1821 ini menjadi kabar gembira tetapi di satu sisi ada kabar menyedihkan yaitu mengapa sampai-sampai orang tua harus di fasilitasi bahkan harus diberikan koridornya oleh pemerintah terkait mendidik anak.
“Artinya dari kejadian tersebut ada kerusakan yang tidak dapat ditanggulangi. Betapa minimnya peran orang tua dalam mendidik anak, malah sampai harus menitipkannya kepada orang lain,” tegasnya.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Ia juga menambahkan, agar gerakan itu tersalurkan kepada masyarakat luas maka bangun terlebih dahulu Local Genius, yaitu kemampuan masyarakat indonesia untuk dapat memilah-milah dalam menerima atau mengambil kebudayaan dari luar yang dianggap baik.
Local Genius berbeda dengan Trigger, yaitu membuat prosedur, skema atau database yang dijalankan oleh orang tua kepada anak berupa berfikir benar dan berkata baik, serta mulia.
Dengan itu, jelasnya, maka orang tua harus sadar betapa pentingnya menjaga dan mendidik anak apalagi pada masa golden age, si anak sangat membutuhkan peran ayan dan ibu.
“Menjauhkan gadget atau gawai dari anak mungkin tidak bisa, tetapi jika menghambat itu bisa dan tak lupa pilihlah waktu yang tepat,” kata Bunda Neno.
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal
“Sebagai orang tua harus bisa lebih memahami kembali fase kembang anak.” ujarnya pula.
Gerakan 1821 digagas oleh Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari, Direktur Auladi Parenting School atau Program Sekolah Pengasuhan Anak (PSPA) Bandung. Pria yang dikenal dengan panggilan Abah Ikhsan ini juga penulis dari buku parenting berjudul ‘Sudahkan aku menjadi orangtua shalih’ dan buku-buku parenting lainnya. Ia juga pelatih nasional untuk orang tua di lebih dari 60 kota di Indonesia dan bahkan sering diundang ke mancanegara, salah satunya Jerman.
Gerakan 1821 merupakan cara efektif membentengi anak dari pengaruh buruk lingkungan. Waktu pukul 18.00 – 21.00 dipilih karena waktu itu, umumya semua anggota keluarga berkumpul di rumah. “ Simpan dulu HP-nya Ayah, Bunda, simpan dulu BB, Tab dan laptop nya. Matikan tv!
Ikhsan mengajak untuk menemani anak-anak kita, hanya 3 jam saja. Bersama mereka, dengan sepenuh hati, sepenuh jiwa & raga kita.
Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas
Apa yang harus dilakukan selama 3 jam? Abah Ikhsan menyarankan untuk melaksanakan 3B yaitu: Bermain, Belajar, dan Bicara (Ngobrol). Bermain apa saja, boleh mainan tradisional, bermain petak umpet, tebak-tebakan, pokoknya apa saja sesuai dengan usia anak. (L/R12/B05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama