Jakarta, MINA – Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 (Gugus Tugas Nasional), Doni Monardo memberi apresiasi terhadap upaya Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam mendukung penanganan COVID-19, melalui hasil riset dan penerapan teknologi bernama Mobile Biosafety Level (BSL)-2 BPPT.
Dalam acara peluncuran Pengoperasian Mobile Biosafety Level (BSL)-2 BPPT dan Penandatanganan Nota Kesepahaman Pengadaan & Pemanfaatan Produk Inovasi COVID-19, Doni meminta agar apa yang dilakukan BPPT terkait pengembangan tekonologi dapat terus dijalankan. Tidak hanya dalam bidang teknologi kesehatan saja, namun juga bidang yang lainnya.
“Tidak boleh ada yang berhenti, tapi harus berkembang terus, baik dalam bidang teknologi kesehatan maupun bidang yang lainnya,” kata Doni di Jakarta, yang dikutip MINA, Rabu (17/6).
Menurut Doni, hasil pencapaian BPPT dalam upaya penanganan COVID-19 melalui pengembangan teknologi tersebut juga sangat membanggakan. Selain karena melibatkan anak bangsa, hal itu juga dapat menjadi cikal bakal lahirnya para peneliti dan periset berstandar internasional.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
“Kami bangga dengan hasil yang telah dicapai oleh BPPT, dan Gugus Tugas tetap memberikan dukungan, memberikan semangat kepada BPPT termasuk para periset, peneliti, untuk bisa berkembang lebih hebat lagi,” kata Doni.
“Dan kita berharap akan lahir para peneliti dan periset bukan hanya berstandar nasional tetapi juga berstandar internasional,” imbuhnya.
Di tengah terjangan pandemi COVID-19, BPPT yang berada di bawah naungan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi (Kemenristek/BRIN), sebagai bagian dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 terus menunjukkan peran pentingnya melalui sinergi kelembagaan bernama Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk penanganan COVID-19 (TFRIC-19).
Adapun sinergi tersebut telah mewujudkan ekosistem inovasi yang berhasil menghadirkan berbagai produk alat kesehatan buatan dalam negeri, untuk mengatasi wabah virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
Salah satu inovasi yang dikembangkan BPPT bersama TFRIC-19 adalah membangun Mobile Laboratorium Bio Safety Level 2 (BSL-2), yang telah digelar pengoperasiannya untuk melakukan rangkaian swab test di Rumah Sakit (RS) Ridwan Meuraksa, Jakarta.
Kepala BPPT Hammam Riza dalam sambutannya menyampaikan bahwa dengan penerapan sistem dan tipe reagen yang digunakan, Mobile Lab BSL-2 ini mempunyai kapasitas pemeriksaan sekitar 120 spesimen per 12 jam.
“Mobile Lab BSL-2 ini juga dilengkapi dengan 2 swab chamber, sehingga diharapkan Lab Mobile BSL-2 ini dapat memberikan penguatan kapasitas pemeriksaan specimen COVID-19 di wilayah DKI,” kata Hammam.
Selain itu disebutkan bahwa, Lab Mobile BSL-2 ini juga dilengkapi dengan aplikasi Pantau COVID (PC-19) yang akan memudahkan masyarakat untuk melakukan swab test, dan registrasi online, serta mendapatkan jadwal waktu dan urutan untuk swab test.
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia
“Untuk mendukung kelengkapan data dan proses pelaporan hasil, Lab Mobile BSL-2 ini juga dilengkapi dengan aplikasi SIM BSL-2,” ujar Hammam.
Sebagai informasi, Mobile Lab BSL-2 merupakan salah satu hasil Inovasi TFRIC-19 ini didisain oleh putra putri Indonesia, dalam waktu relatif singkat. Dengan semangat kebersamaan yang tinggi, para perekayasa berhasil mendisain Mobile BSL-2 dalam waktu 10 hari, dan proses manufaktur bersama mitra selama 19 hari. (R/R11/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Longsor di Salem, Pemkab Brebes Kerahkan Alat Berat dan Salurkan Bantuan