Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KETUA IHH GAZA : TUJUAN KAMI BUKAN SYIRIA ATAU IRAQ, TAPI AL-AQSHA

Abu Al Ghazi - Selasa, 17 Maret 2015 - 22:42 WIB

Selasa, 17 Maret 2015 - 22:42 WIB

537 Views ㅤ

Kantor IHH Turki Cabang Gaza, di Katiba Gaza City. foto : mirajnews.com

gaza-272x300.jpg" alt="Kantor IHH Turki Cabang Gaza, di Katiba Gaza City. foto : mirajnews.com" width="272" height="300" /> Kantor IHH Turki Cabang Gaza, di Katiba Gaza City. foto : mirajnews.com

Gaza, 26 Jumadil Awwal 1436 / 17 Maret 2015 (MINA) – Muhammad Kaya, Ketua Lembaga Kemanusiaan IHH (İnsan Hak ve Hürriyetleri ve İnsani Yardım Vakfı) Turki Cabang Jalur Gaza mengatakan Senin (16/3), bahwa tujuan seorang muslim dalam situasi sekarang ini bukanlah Syiria, Iraq, ataupun Palestina, melainkan Masjid Al-Aqsha.

“Kami ada di Palestina sini juga dengan satu tujuan, tujuan Islam, untuk membebaskan Palestina Membebaskan Masjid Al-Aqsha, dan seluruh negeri Islam. Itulah tujuan kita, Syiria dan Irak bukan tujuan kami,” Kata Kaya, yang dikenal dengan Abu Matin  kepada Mirajnews di kantor IHH Gaza, Katiba, Gaza City.

bu Matin menjelaskan bahwa tanah Palestina yang terdapat Masjid Al-Aqsha merupakan pertahanan terakhir kaum muslimin.

“Tanah Palestina ini, tanah Gaza ini merupakan pertahanan terakhir muslimin, jika perlawanan di seluruh Palestina dan Gaza berhenti, maka akan terhentilah perlawanan muslimin di seluruh dunia,” kata Abu Matin.

Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat

Lebih lanjut dia menjelaskan, saat ini Masjid Al-Aqsha berada di bawah jajahan, Masjidil Haram juga saya katakan berada dalam jajahan Amerika dan Saudi, dan muslimin tidak bisa melakukan apapun, muslimin sedang tertidur, muslimin hanya mencari uang, kesenangan dan jabatan.

Mantan wartawan yang sudah menjelajah di lebih dari 50 negeri di dunia itu juga menyatakan, kehancuran Masjid Al-Aqsha akan berdampak sangat buruk bagi kaum Muslimin.

“Sekarang jika Yahudi menghancurkan Masjid Al-Aqsha, siapa yang akan memiliki dampak terhadap kehancuran ini? Tentu saja muslimin,” ujarnya.

Dia menambahkan, untuk itulah sebagai muslimin hendaknya berpikir untuk mencegahnya. Jangan berpikir parsial, jangan berpikir Turki, Arab, Indonesia, karena kita sebagai muslimin adalah satu, “Innamal Mukminuna ikhwah, Sesungguhnya muslimin itu adalah bersaudara,” ujarnya.

Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya

Menurutnya, kaum Muslimin harus bersama-sama memikirkan permasalahan ini, karena Yahudi akan menguasai Masjid Kiblat pertama kaum Muslimin tersebut.

“Saat ini hanya ada 20 persen muslimin di sana, dan 80 persenya adalah Yahudi. Bagaimana kita memikirkan permasalahan ini, insya-Allah jika para pemikir muslimin bersatu, dapat menyelesaikan permasalahan ini,” jelasnya.

Bersatu Padu

Ketua IHH Gaza Abu Matin juga menyerukan agar kaum Muslimin bersatu padu untuk membebaskan Masjid tempat Isra Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam.

Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza

“Satu hal terpenting adalah bahwa tujuan kita bukan Palestina, namun tujuan kita adalah Masjid Al-Aqsha, Al-Quds. Jika kita bersatu maka kita akan membebaskan Al-Aqsha, insya-Allah,” tegasnya.

Lebih jauh Abu Matin menjelaskan bahwa kaum Muslimin di Turki juga menginginkan persatuan kaum Muslimin di seluruh dunia.

“Tujuan kita sebagai muslim bukan Turki, Kurdi ataupun Arab, tujuan kita adalah Islam, kita tidak menginginkan mendirikan Negara Utsmaniah atau Negara Turki, yang kami inginkan adalah menyatukan kaum Muslimin dari seluruh dunia,” sambungnya.

Mantan wartawan yang pernah bertugas di Afghanistan itu juga menyebutkan, bagaimana mentalitas para pemimpin dan pejuang di zaman kekhalifahan Turki Utsmani, yang senantiasa memiliki tujuan dan arah yang jelas untuk berkhidmat kepada Islam dan Muslimin.

Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon

“Dulu kaum muslimin di manapun berada, mereka memiliki tujuan yang jelas. Sebagai contoh Sultan Abdul Hamid II ketika dia mengirimkan utusan ataupun tentara ataupun dai ke Indonesia, Selandia Baru, ataupun ke seluruh dunia, maka dia akan akan mengatakan kepada para utusan tersebut untuk tidak pernah berpikir kembali pulang, karena ketika dai tersebut telah sampai ke tempat tujuan, perahu yang ditumpangi oleh para utusan tersebut langsung dibakar sehingga tidak ada kesempatan untuk kembali,” jelasnya.

Karena tujuan kita adalah Islam dan keberadaan di negeri tersebut adalah untuk untuk memenangkan Islam. Itulah pola pikir kaum Muslimin, sangat baik dan kuat sekali. Namun sekarang situasinya sangat sulit, ujarnya.

“Untuk itulah kita harus bersatu di antara kaum Muslimin seluruhnya, baru setelah itu akan datang kemenangan di seluruh negeri Muslimin insya Allah,” pungkasnya. (K01/P4).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka

Rekomendasi untuk Anda