Jakarta, MINA – Ketua Islamic Insurance Society (IIS), Muhammad Zamachsyari mengatakan, bahwa Indonesia menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia pada tahun 2024, harus diimbangi dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Insani (SDI) dan kompetensi tenaga ahli.
“Sebab, SDI dan tenaga ahli berperan penting dalam menentukan arah ekonomi dan keuangan syariah ke depan, termasuk juga dari sektor asuransi syariah,” kata Zamachsyari dalam sambutan kegiatan wisuda Ajun Ahil dan Ahli Asuransi ke IV, dengan pembacaan janji wisudawan dan wisudawati, pengalungan medali keahlian, dan pemberian sertifikat Pengurus IIS, di Jakarta, Rabu (23/11).
Oleh karena itu, sebagai perkumpulan ahli asuransi syariah, IIS hadir berperan dalam memenuhi kebutuhan SDI yang berkualitas dan besertifikasi serta membantu memajukan industri perasuransian syariah.
Pengurus IIS mewisuda 22 orang ahli asuransi syariah dengan gelar profesi Fellow of the Islamic Insurance Society (FIIS) dan 65 orang ajun ahli asuransi syariah yang menyandang gelar profesi Associate of the Islamic Insurance Society (AIIS). sampai saat ini, alumni IIS terdiri dari 61 orang tingkat ahli, 471 orang tingkat ajun ahli, dan 2.416 orang tingkat dasar (nongelar).
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Dalam rangkaian kegiatan wisuda ini, IIS juga menyelenggarakan seminar bertema “Green Economy for Sharia Insurance” dengan menghadirkan Ir. Muhaimin Iqbal, FIIS (Founder & Chairman AfterOil Indonesia) dan Dr. Sutan Emir
Hidayat (Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah, KNEKS) sebagai narasumber yang dimoderatori oleh Ketua IIS, Ir. M. Zamachsary, FIIS. Seminar ini, bertujuan untuk mewujudkan ekonomi hijau Indonesia dengan mengembangkan industri perasuransian syariah yang mementingkan faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola jangka panjang melalui inovasi produk dan rantai nilai yang sesuai dengan prinsip syariah serta dukungan terhadap pelaksanaan Net Zero Emission 2060.
Dalam keynote speech melalui rekaman video, Direktur IKNB Syariah OJK, Kris Ibnu Roosmawati menyampaikan, pengembangan SDI perasuransian syariah merupakan faktor fundamental bagi pengembangan perasuransian syariah.
“IIS berkomitmen untuk secara konsisten melaksanakan pengembangan SDI sebagaimana dimaksud pihak regulator tersebut. Dalam perjalanan selama 19 tahun yang jatuh tepat pada hari ini, IIS telah banyak melakukan pelatihan dan sertifikasi,” ujar Kris.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Selama tahun 2022, IIS telah menyelenggarakan 8 sesi pelatihan tingkat dasar (basic) yang diikuti 205 peserta, 2 sesi pelatihan tingkat ajun ahli (56 peserta), dan 1 sesi pelatihan tingkat ahli (16 peserta).
Tidak hanya itu, pelaksanaan workshop, uji swakelola, literasi dan edukasi melalui perguruan tinggi, KNEKS, komunitas, dan juga media sosial telah dilakukan IIS guna berperan aktif dalam mendorong kemajuam industri perasuransian syariah.
IIS juga bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi Perasuransian Syariah (LSP PS) guna memastikan bahwa anggota IIS memiliki kompetensi sebagaimana diatur dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) maupun Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) di bidang perasuransian khususnya perasuransian syariah.
Pada tahun 2022, IIS juga mengembangkan program baru berupa workshop keahlian khusus yang membahas aspekaspek teknis perasuransian syariah, seperti underwriting asuransi umum syariah, pengembangan produk asuransi umum dan jiwa syariah, aktuaria pada asuransi syariah, dan akuntansi dan keuangan asuransi syariah.
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Workshop tersebut diharapkan, dapat membantu anggota IIS baik dalam mengimplementasikan pengetahuan atau teori yang telah diperoleh saat pelatihan, maupun pengembangan atas praktik terkini asuransi syariah. (R/R4/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng