Jakarta, MINA – Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Ubaidillah, meminta stasiun televisi dan radio di seluruh Indonesia untuk mengedepankan prinsip-prinsip pemulihan korban dalam peliputan bencana banjir.
Pernyataan ini disampaikan menyusul meluasnya dampak banjir yang melanda Jabodetabek serta beberapa wilayah lain di Indonesia.
“Media memiliki tanggung jawab moral untuk tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga menjaga sensitivitas terhadap korban. Peliputan bencana harus berfokus pada empati dan mendukung upaya pemulihan korban, bukan sekadar mengejar sensasi atau rating,” kata Ubaidillah dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (4/3).
Ubaidillah menekankan beberapa poin penting yang harus diikuti oleh media penyiaran Menghindari Eksploitasi Korban. Jangan menampilkan gambar atau wawancara yang dapat mempermalukan atau memperburuk kondisi psikologis korban.
Baca Juga: Mensos Jamin Pasokan Logistik Korban Banjir Jabodetabek
Selanjutnya memberi informasi positif dan fokus pada langkah mitigasi, evakuasi, dan upaya penanganan bencana yang dilakukan pemerintah atau relawan.
Media juga diharpakan mampu menginspirasi masyarakat untuk membantu sesama, seperti melalui donasi atau aksi sukarela.
Banjir akibat curah hujan tinggi terus meluas di wilayah Jabodetabek, dengan lebih dari 112 RT terdampak di DKI Jakarta. Selain itu, banjir juga dilaporkan terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat, Banten, dan Jawa Tengah.
Banyak warga mengungsi ke tempat yang lebih aman, sementara pemerintah daerah bekerja sama dengan relawan dan TNI/Polri untuk memberikan bantuan.
Baca Juga: Presiden Prabowo Instruksikan BNPB, TNI dan Polri Segera Tangani Banjir Jabodetabek
Mi’raj News Agency (MINA)