Kairo, 16 Jumadil Awwal 1437/24 Februari 2016 (MINA) – Liga Arab menekankan pentingnya mendukung gerakan boikot Israel, dan bahwa itu dapat mengakhiri kegiatan permukiman Ilegal di tanah Palestina.
“Kami menyerukan untuk berpikir lebih luas lagi dan terlibat dalam aksi untuk mengakhiri dengan pendudukan Israel,” ujar Sekretaris Jenderal Nabil Elaraby, media Mesir melaporkan.
Berbicara pada pertemuan Yayasan Yasser Arafat di markas besar Liga Arab di Kairo, Mesir, Selasa (23/2), Elaraby menyatakan bahwa “Israel sedang mencoba untuk mematahkan keinginan rakyat Palestina” di tengah tantangan besar dunia Arab yang sedang bergolak.
The Jerusalem Post menyebutkan, selain itu, Elaraby mengatakan, “kita tidak boleh lupa bahwa pembunuhan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil dunia sedang kita saksikan hari ini di Timur Tengah.”
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Berkaitan dengan kebuntuan dalam pembicaraan perdamaian antara Israel dan Palestina, ia menekankan pentingnya mendukung gerakan bokiot, dan meyakinkan bahwa aksi itu mungkin dapat mengakhiri kegiatan permukiman ilegal Israel.
Dia juga mengatakan, “Kita harus berpikir lebih global lagi dan mempertimbangkan berbagai alternatif, seprti yang digunakan oleh Gandhi dalam mengakhiri penjajahan Inggris di India.”
Meskipun sempat terdengar isu, Elaraby dituduh berkolaborasi dengan Israel, setelah menyatakan pada hari Senin (22/2) bahwa kampanye udara Rusia tidak melanggar hukum internasional, karena berdasarkan permintaan dari pemerintah Suriah.
Pernyataannya menimbulkan reaksi marah di antara banyak analis politik. Salah satu analis menyebutkan bahwa dengan dukungannya bagi pengeboman Rusia, Elaraby mengubah Liga Arab ke dalam “Liga Israel”.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Analis lain dari Lebanon yang dikenal menentang Hizbullah, Anwar Malik, mengatakan bahwa pernyataan Elaraby itu tidak populer.
Nabil Elaraby (lahir 15 Maret 1935) adalah seorang diplomat Mesir yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Liga Arab sejak Juli 2011. Sebelumnya, ia adalah Menteri Luar Negeri Mesir dalam pemerintahan Sharaf Essam dari Maret-Juni 2011.
Liga Arab (Al-Jaami’ah al-‘Arabiyyah atau Arab League) didirikan di Kairo tahun 1945, oleh tujuh negara Arab, yaitu Mesir, Irak, Lebanon, Arab Saudi, Suriah, Yordanian dan Yaman. Saat ini memiliki 22 negara anggota dan 4 negara pengamat.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Pada Piagam pendiriannya menyatakan bahwa Liga Arab bertugas mengkoordinasikan kegiatan ekonomi, termasuk hubungan niaga, komunikasi, kegiatan kebudayaan, kewarganegaraan, paspor, visa, kegiatan sosial dan kegiatan kesehatan.
Piagam Liga Arab juga melarang para anggotanya untuk menggunakan kekerasan terhadap satu sama lain. (T/P4/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama