Srinagar, 21 Muharram 1438/22 Oktober 2016 (MINA) – Ketua Menteri Jammu dan Kashmir Mehbooba Mufti meminta kerja sama pasukan India dalam larangan penggunaan senjata peluru pelet baja.
Di depan jajaran kepolisian negara bagian Jammu dan Kashmir dalam peringatan Hari HUT Polisi di Srinagar, Mehbooba mengatakan bahwa meskipun polisi dan pasukan keamanan telah bekerja disiplin dalam tiga bulan terakhir menghadapi demonstrasi warga Kashmir di beberapa wilayah, tapi terkadang terjadi kesalahan dan melampaui batas.
“Karena ini (protes warga Kashmir) tidak akan berlangsung selamanya, itu hanya sementara. Tapi saya perlu kerja sama Anda,” katanya pada acara Jumat (21/10) itu. Demikian Indian Express memberitakan yang dikutip MINA.
Ketua Menteri menegaskan bahwa pemerintahnya ingin melarang senjata pelet dan meminta pasukan harus “mentolerir” dan menahan diri dari menggunakan senjata itu kepada para demonstran.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Rakyat Kashmir secara berkesinambungan telah melakukan demonstrasi sejak 8 Juli 2016. Mereka menuntut kemerdekaan dari India.
Penggunaan peluru pelet oleh pasukan India telah mendapat kecaman dari berbagai lembaga HAM dan kemanusiaan internasional.
Sudah lebih 10.000 warga yang terluka oleh senjata itu selama bentrokan yang terjadi hampir di setiap aksi protes. Senjata itu juga membuat ratusan korban menderita cedera mata yang serius.
Mehbooba juga mengatakan bahwa orang-orang “di balik” aksi protes yang kerap melakukan pelemparan batu telah diidentifikasi.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Menyinggung kematian warga sipil oleh pasukan India selama aksi protes terbaru, termasuk anak yang bernama Junaid Ahmad (12), dia mengatakan bahwa banyak episode kematian lain yang seharusnya tidak terjadi.
“Saya ingin tindakan diambil terhadap mereka yang terlibat (dalam pembunuhan Junaid),” katanya. “Aku serius tentang ini dan meminta dukungan Anda (polisi),” tambahnya di hari itu.
Pasukan India berada dalam tuduhan penggunaan kekuatan yang tidak proporsional selama tiga bulan terakhir.
Mehbooba mengatakan bahwa semua insiden kematian oleh peluru pelet dari polisi akan diselidiki.
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun
“Kepolisian dan pasukan harus melakukan pengasuhan ketika berhadapan dengan anak-anak,” kata Mehbooba. “Anda harus menahan diri terhadap anak-anak.” (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza