Jakarta, MINA – Ketua Presidium MER-C Indonesia, Sarbini Abdul Murad menerima kunjungan Presiden Palestinian Cultural Organization Malaysia (PCOM), Muslim Imran, pada Kamis (18/11), di kantor pusat MER-C di Jakarta.
Ini adalah kunjungan ke-2 PCOM ke MER-C setelah sebelumnya pada 2019 berkunjung untuk membahas perkembangan program Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza yang saat itu dalam proses pembangunan tahap ke-2.
Didampingi dua orang delegasi, Muslim Imran menyampaikan undangan konferensi terkait Yerusalem dan Palestina yang akan diselenggarakan awal Desember tahun ini di Istanbul, Turki.
Ia juga menceritakan bagaimana perkembangan politik terkini di Palestina. Menurutnya, Indonesia mempunyai peranan sangat penting bagi perjuangan rakyat dan bangsa Palestina untuk mencapai kemerdekaan.
Baca Juga: AWG Selenggarakan Webinar “Krisis Suriah dan Dampaknya bagi Palestina”
“Indonesia mempunyai peranan sangat penting bagi Palestina, karena Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia, negara perjuangan, negara demokrasi terbesar ke-3 di dunia dan merupakan pusat dari kawasan Asia Tenggara,” ujarnya.
Untuk itu, ia berharap Pemerintah serta rakyat Indonesia termasuk kelompok-kelompok masyarakat sipil peduli Palestina seperti MER-C dapat terus berperan dan memberikan dukungan bagi Palestina secara keseluruhan, baik kepada Tepi Barat maupun Jalur Gaza.
Menanggapi hal ini, Sarbini menegaskan Palestina adalah ikon abadi MER-C. Ia menjelaskan, selain melakukan pembangunan RS Indonesia di Jalur Gaza yang masih terus dilakukan pengembangan-pengembangan, saat ini MER-C tengah melakukan Safari Kemanusiaan Tokoh Lintas Agama dan berbagai elemen bangsa Indonesia untuk mendukung kemerdekaan Palestina.
Sarbini juga mengajak semua kelompok perlawanan yang ada di Palestina untuk bersatu terutama faksi besar Fatah yang berada di Tepi Barat dan Hamas yang berada di Jalur Gaza. Menurutnya, dengan persatuan yang kokoh maka cita-cita kemerdekaan bisa dicapai.
Baca Juga: Puluhan WNI dari Suriah Tiba di Tanah Air
“Memang ada perbedaan cara pandang antara Hamas dan Fatah, namun perbedaan ini jangan sampai mengganggu persatuan nasional Palestina dan melemahkan gerakan perjuangan dalam menghadapi Israel,” ujarnya. (R/R7/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menag Sayangkan Banyak yang Ngaku Ulama tapi Minim Pengetahuan