Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua MPR Ajak Pelajar Tangkal Paham Radikalisme dengan Amalkan Ajaran Islam

Widi Kusnadi - Rabu, 17 Februari 2021 - 17:58 WIB

Rabu, 17 Februari 2021 - 17:58 WIB

4 Views

Jakarta, MINA – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengajak para pelajar untuk menangkal penyebaran paham radikalisme dengan mengamalkan ajaran Islam.

Bamsoet mendorong para pemuda di berbagai organisasi bernafaskan keagamaan seperti Pelajar Islam Indonesia (PII) untuk aktif menyebarkan narasi keagamaan yang mencerahkan di berbagai platform media sosial, sehingga bisa menekan penyebaran radikalisme dan ekstrimisme.

“Generasi muda Islam Indonesia harus senantiasa mengamalkan islam yang Rahmatan Lil Alamin, dengan mengedepankan nilai tasamuh (toleran), tawazun (seimbang/harmoni), tawassuth (moderat), dan ta’addul (keadilan). Jangan berikan ruang sedikit pun bagi radikalisme dan ekstrimisme,” katanya usai menerima pengurus PII, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta pada Selasa (16/2).

Ia menjelaskan, berdasarkan temuan riset Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada 2020 yang melaporkan potensi generasi Z pada rentang usia 14-19 tahun, yang terpapar radikalisme mencapai 12,7 persen, sedangkan generasi millenial yang berumur 20-39 tahun mencapai 12,4 persen.

Baca Juga: Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah MTQ Tunanetra Internasional

“Dari segi jenis kelamin, persentase perempuan yang terpapar paham radikalisme mencapai 12,3 persen, sedangkan kaum laki-laki sebesar 12,1 persen. Gen Z dan milenial menjadi sasaran empuk lantaran mereka sangat aktif mengakses internet dan pengguna aktif berbagai platform media sosial” jelasnya.

Ia menyampaikan, banyak anak muda Indonesia saat ini sudah terkoneksi internet, yang rata-rata menghabiskan hampir delapan jam untuk berselancar di internet dan rentan menerima informasi yang sesat, sehingga melahirkan radikalisme dan ekstrimisme.

“Menurut BNPT, sebanyak 82,8 persen pengguna internet di Indonesia pernah menerima informasi keagamaan via internet. Jika tidak hati-hati, mereka bisa saja mendapatkan informasi yang sesat, sehingga malah melahirkan radikalisme dan ekstrimisme,” ujarnya. (R/SR/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Sejumlah Wilayah di Banyumas, Jateng Terendam Banjir

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
Kolom
Khadijah
MINA Health
Kolom
Palestina
Indonesia
Indonesia
Asia